Google: Mayoritas Konsumen Membeli Smartphone di Toko Fisik
Di era digital, konsumen mencari informasi terkait produk yang ingin dibeli secara online. Namun, Google mencatat, mayoritas konsumen membeli ponsel pintar (smartphone) di toko fisik.
Berdasarkan kajian Google dan Canalys, konsumen butuh waktu hingga 14 hari untuk membeli smartphone. Konsumen biasanya mencari informasi terkait smartphone yang ingin dibeli di situs perbandingan. Sebab, sekitar 55% pembeli merasa kewalahan dengan banyaknya pilihan smartphone di pasaran.
Meski mencari informasi dilakukan secara online, kebanyakan konsumen membeli smartphone di toko fisik. "Konsumen sudah paham mengenai produk yang mereka mau beli ketika berkunjung ke toko pengecer," ujar Senior Tech and Telco Industry Analyst Google Indonesia Yudistira Adi Nugroho dalam siaran pers kemarin, Rabu (8/5).
Untuk itu, menurutnya Produsen Peralatan Asli (OEM) perlu meningkatkan pengalaman pengguna di situsnya guna memudahkan pembeli mencari informasi seputar produk. Caranya, bisa dengan menambahkan fitur perbandingan produk, ulasan para ahli dan konsumen.
(Baca: Penjualan Smartphone Samsung dan Apple Turun, Huawei Melonjak)
Selain itu, survei menunjukkan bahwa pembeli smartphone di Indonesia perlu diyakinkan melalui video yang lebih kreatif. OEM perlu mengakomodasi keinginan para pembeli dengan menyediakan konten video terkait perbandingan kualitas, harga, dan informasi smartphone lainnya yang dibutuhkan konsumen.
Hal ini penting karena ulasan terkait smartphone naik 40% secara tahunan (year on year/yoy) pada 2018. Kehadiran konten video yang kreatif bisa memudahkan konsumen dalam memilih smartphone.
Setidaknya ada tiga pertimbangan utama konsumen di Indonesia dalam memilih smartphone, yakni kecepatan (87%), daya tahan baterai (83%) dan penyimpanan memori (81%). "Kecepatan adalah prioritas terpenting bagi konsumen saat ini," kata Yudistira.
Bukan hanya kinerja ponsel, kecepatan layanan data juga menjadi pertimbangan konsumen. Untuk itu, menurut Yudistira, OEM perlu berkolaborasi dengan penyedia jasa telekomunikasi dalam menyediakan smartphone dan layanan data yang kinerjanya cepat.
(Baca: Setelah Kalahkan Apple, Huawei Berpeluang Menyalip Samsung)
Google juga mencatat, 50% konsumen cenderung membeli merek smartphone yang berbeda dari yang mereka miliki sebelumnya. Sebanyak 81% konsumen mempertimbangkan setidaknya dua merek ketika mereka mulai membeli smartphone.
Selain itu, dua dari lima pembeli juga mengganti simcard provider ketika membeli smartphone baru. Hal ini menggarisbawahi pentingnya bundling promosi antara produsen smartphone dengan penyedia jasa telekomunikasi.
Secara keseluruhan, Yudistira mencatat pasar smartphone Indonesia tumbuh paling cepat di Asia Tenggara. Pada 2018, pengiriman smartphone di Indonesia tumbuh 17% dibanding 2017.