BPN Nilai Wajar Peringatan Keamanan dari Kedubes AS
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade, menilai peringatan keamanan dari Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk warganya di Indonesia, khususnya Jakarta, sebagai hal yang wajar. Apalagi peringatan keamanan atau security alert itu bukan kali ini saja terjadi.
“Mungkin teman-teman Kedubes mengingatkan warga negara mereka untuk tidak lewat depan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) dan KPU (Komisi Pemilihan Umum),” ujarnya saat ditemui di sela diskusi bertajuk Menanti 22 Mei di Jakarta, Sabtu (18/5).
Kedubes AS semalam mengeluarkan peringatan kepada warga negaranya atas ancaman keamanan menjelang pengumuman hasil Pemilu pada Rabu, 22 Mei nanti.
"Pejabat kepolisian Indonesia secara terbuka menyebutkan risiko terorisme yang meningkat terkait hasil Pemilu, dan media telah melaporkan penangkapan orang Indonesia baru-baru ini atas tuduhan terorisme," begitu bunyi peringatan yang dimuat laman resmi Kedutaan Besar AS semalam.
Selain ancaman terorisme, kedutaan juga mengingatkan WN Amerika untuk mewaspadai aksi demonstrasi pada hari tersebut. Demonstrasi tidak hanya terjadi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Jakarta, tapi juga berpotensi terjadi di kota besar lain seperti Medan dan Surabaya.
(Baca: KPU: Tak Ada Protes Manipulasi dari Kubu Prabowo selama Rekapitulasi)
Kedubes meminta warganya untuk menjauhi lokasi demonstrasi dan terus memantau pemberitaan di media massa lokal. "Warga Amerika diminta berhati-hati jika berada di sekitar lokasi demonstrasi dan pawai politik."
Dalam situsnya, Kedubes AS juga menyerukan warga negara Amerika untuk mendaftar di Smart Traveller Enrollment Program (STEP) untuk mendapat informasi keamanan. Warga negara Amerika juga diminta mengikuti informasi terkini yang disampaikan di jaringan sosial media Kedutaan Besar Amerika di Jakarta dan kantor konsulat di Surabaya.
Soal ancaman terorisme pada 22 Mei 2019, Andre tak mau banyak berkomentar. "Saya rasa itu haknya Kepolisian," katanya.
Ia memastikan, BPN tidak ada niat untuk memobilisasi massa berunjuk rasa pada 22 Mei. Saat ini pihaknya hanya akan fokus mengawal rekapitulasi suara nasional.
Terkait keterlibatan massa dari Kelompok 212, Andre enggan ikut campur. “Silakan tanya ke teman-teman di sana. Yang jelas, kami hanya bisa mengimbau untuk damai, kondusif, dan konstitusional langkah-langkahnya,” ujar Andre.
(Baca: Kedubes AS Beri Peringatan Ancaman Keamanan pada 22 Mei)