Pembahasan Keekonomian Proyek IDD Chevron dan Pemerintah Berjalan Alot
Pemerintah belum juga menyetujui revisi rencana pengembangan (Plant of Development/PoD) proyek Indonesia Deep Water Development (IDD) tahap II. Senior Vice President Policy and Government and Public Affairs PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) Wahyu Budiarto mengatakan pihaknya bersama pemerintah masih membahas mengenai nilai keekonomian proyek minyak dan gas bumi di laut dalam tersebut.
Pembahasan keekonomian proyek IDD memang agak alot karena cara pandang yang berbeda antara Chevron dengan Pemerintah dalam melihat nilai keekonomian. "Bahwa yang kami anggap keekonomian, belum tentu keekonomian buat negara. Apa yang menurut negara cukup untuk kontraktor belum tentu cukup buat kami. Jadi ini masih jalan," ujarnya saat ditemui di Kantor Chevron di Jakarta, Selasa, (21/5) malam.
Biarpun pembahasan masih alot, Chevron mulai menemukan titik temu dengan pemerintah. Namun Wahyu tidak menjelaskan opsi-opsi kesepakatan yang akan diambil Chevron untuk keekonomian proyek IDD tahap II.
"Agak alot, tapi progress-nya sih sudah bagus," ujarnya.
(Baca: SKK Migas: Pembahasan IDD Bisa Lebih Cepat Tuntas daripada Blok Masela)
Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto menjelaskan pembahasan perhitungan keekonomian proyek IDD memang cukup alot. Apalagi Chevron akhirnya sepakat untuk menggunakan skema gross split dalam mengembangkan IDD tahap II yang mencakup lapangan Gendalo di Blok Ganal dan Lapangan Gehem di Blok Rapak.