Pemerintah Pastikan Lokasi Terminal Cikarang Bekasi Laut Tahun Ini
Pemerintah menyatakan akan menyelesaikan masalah lahan untuk proyek Cikarang Bekasi Laut (CBL) Inland Waterway. Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan potensi jalur kanal sungai sebagai alternatif transportasi logistik.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Wahyu Utomo menjelaskan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutunan (LHK), Kementerian Pertanian, dan pemerintah daerah akan kembali duduk bersama untuk menyelesaikan masalah lahan ini.
"Mereka akan duduk kembali, untuk memastikan nantinya seperti apa. Tapi kami upayakan penentuan lokasi (terminal) tahun ini," ujarnya, saat ditemui di Jakarta, Senin (27/5) malam. Nantinya, Kementerian Agraria dan Tata Ruang juga akan diminta untuk mengeluarkan rekomendasi teknis.
(Baca: 12 Proyek Strategis Nasional Ditargetkan Rampung Tahun Ini)
Ia menjelaskan, lahan untuk terminal CBL Waterway sebetulnya telah diatur dalam Peraturan Daerah (Perda). Namun, lokasinya belum disebut dengan jelas. "Tidak clear, di Perda sudah disebutkan sekian hektar, tapi lokasinya tidak ada," ujarnya.
Rencananya, terminal CBL Waterway bakal dibangun di sekitar lahan pertanian. Sesuai Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Bekasi Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Bekasi Tahun 2011-2031, lahan seluas 35.244 hektare di sekitar lokasi yang direncanakan untuk pembangunan terminal CBL Waterway adalah lahan pertanian yang termasuk dalam program Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Adapun Kementerian Pertanian mengkhawatirkan hal ini bakal berdampak pada alih fungsi areal sawah menjadi kawasan industri seiring beroperasinya terminal CBL Waterway.
(Baca: Pelabuhan Patimban Ditarget Beroperasi 2019, PLN Siap Pasok Listrik)
CBL Waterway masuk dalam daftar Proyek Strategi Nasional (PSN). Proyek ini akan menghubungkan area off-the-road Pelabuhan Tanjung Priok dengan area pemasok barang atau hinterland. CBL Waterway diharapkan dapat mengurangi kepadatan arus logistik jalur darat dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju kawasan industri Cikarang dan Karawang, dan sebaliknya.
Selama ini, sekitar 60-70% kargo dari Pelabuhan Tanjung Priok didistribusikan ke Cikarang dengan menggunakan truk, yang menyebabkan kepadatan lalu lintas jalan. Nantinya, dengan CBL Waterway, kargo-kargo tersebut dikirim menggunakan kapal melalui jalur sungai.
Mengutip penjelasan dalam situs Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, proyek ini direrancang terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama, sistem transportasi kanal akan menggunakan kanal eksisting yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu Cikarang Bekasi Laut melewati Marunda, Jakarta Utara.
Sedangkan untuk tahap kedua, PT Pelindo II direncanakan menambah rute kanal dari Tanjung Priok menuju Cikampek. Kanal tersebut akan menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan kawasan industri Cibitung-Cikarang di Bekasi serta di Cikampek, Karawang.