Giant Sea Wall Akan Tetap Berjalan Meski Proyek Reklamasi Bermasalah

Agatha Olivia Victoria
14 Juni 2019, 18:00
tanggul raksasa Garuda
Arief Kamaludin|KATADATA

Proyek tanggul raksasa (giant sea wall) merupakan bagian dari proyek Pembangunan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (NCICD). Terkait proyek reklamasi Teluk Jakarta yang bermasalah, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menilai tidak ada pengaruhnya dengan proyek giant sea wall.

Proyek tersebut direncanakan dibangun dalam tiga tahapan. Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa tahap pertama dari ketiga tahapan tersebut sudah dijalankan. "Sebenarnya tidak ada hubungan dengan reklamasi. Reklamasi kan urusan akhir orde baru, sedangkan tanggul yang gambar Garuda itu dibuatnya tahun 2010," katanya kepada Katadata.co.id, Rabu (12/6).

Advertisement

Adapun tahap pertama atau tahap A berupa penguatan sistem tanggul laut dan sungai yang telah ada. Kemudian, tahap B berupa konstruksi tanggul laut lepas di pantai bagian barat Teluk Jakarta akan dimulai pada periode 2018-2025. Lalu, untuk tahap C akan ditandai dengan pembangunan tanggul laut lepas pantai di timur Teluk Jakarta.

(Baca: Pendanaan Tanggul Raksasa Jakarta Tunggu Kajian Bappenas)

Tahap pertama yaitu tanggul pantai telah dijalankan oleh pemerintah. Karena bagaimanapun juga, Bambang menegaskan bahwa Jakarta perlu pertahanan di pantai dalam jangka pendek. "Tanah Jakarta tiap tahun bertambah kemiringannya, jadi tanggul pantai harus ada dulu," ucap dia.

Setelah itu akan dipikirkan perencanaan tanggul lepas pantai atau tanggul laut untuk jangka menengah panjang. Sebagai informasi, rata-rata penurunan muka tanah DKI Jakarta sekitar 7,5 cm per tahun.

Muara Baru dan Muara Angke merupakan dua kawasan yang paling besar penurunan muka tanahnya di seluruh Jakarta. Pada periode 2000-2014, tanah Muara Baru turun hingga 1,96 meter, sementara Muara Angke 2,14 meter.

Walaupun proyek reklamasi sekarang sedang berhenti, Bambang melihat bahwa kebutuhan yang ada di wilayah ibukota harus dicermati. "Jangan sampai banjir makin parah karena permukaan tanah Jakarta semakin miring sementara permukaan laut makin naik," ungkap dia.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement