Pengusaha Khawatir Gejolak Politik Tekan Bisnis Retail Semester II
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan, industrinya menghadapi berbagai tantangan pada semester kedua tahun ini. Salah satunya adalah ketidakpastian politik pasca Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.
Tekanan politik dinilai dapat memengaruhi omzet dan rencana investasi pelaku industri retail. "Politik mempengaruhi retail secara tidak langsung, karena ada pemilu dan demo seperti ini, orang yang mau investasi di sejumlah retail tidak jadi," kata dia kepada katadata.co.id, Jakarta, Jumat (14/6).
Tutum pun berharap ketidakpastian politik bisa segera berakhir. Dengan demikian, investasi dapat masuk ke industri retail.
Selain ketidakpastian politik, berakhirnya masa libur lebaran juga membuat lesu industri ini. Sebab, retail kelompok non makanan tidak memiliki momentum untuk mengumpulkan omzet dalam jumlah besar hingga akhir tahun. "Karena orang setiap hari harus beli makanan untuk bertahan hidup," kata Tutum.
Ditambah dengan perang dagang yang mempengaruhi industri retail secara tidak langsung. Sebab, terhambatnya eskpor komoditas utama, seperti minyak sawit dan batu bara. Bila ekspor komoditas menurun, daya beli masyarakat di sejumlah daerah penghasilnya pun ikut merosot.
(Baca: Sidang Gugatan Pilpres di MK, Gerai Retail Beroperasi Normal)