Perusahaan Rokok dan Kayu Masuk Bursa Saham, Raih Dana Rp 82,8 Miliar

Image title
4 Juli 2019, 11:09
perusahaan go public, IPO, bursa efek indonesia, bei
ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN
PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) dan PT Darmi Bersaudara Tbk. (KAYU) resmi menjadi perusahaan publik setelah melakukan IPO hari ini, Kamis (4/7). ITIC meraih dana Rp 60,29 miliar sedangkan KAYU meraih dana Rp 22,5 miliar.

Awal Triwulan III-2019 ini, tepatnya Kamis (4/7), pasar modal dalam negeri kedatangan dua perusahaan yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan melakukan penawaran saham perdananya melalui skema initial public offering (IPO). Dengan tambahan dua emiten baru ini, total sudah ada 19 perusahaan yang go public sepanjang tahun ini.

Dua perusahaan yang baru saja melantai di pasar modal yaitu PT Indonesian Tobacco Tbk dengan kode emiten ITIC serta PT Darmi Bersaudara Tbk dengan kode emiten KAYU. Keduanya resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total raihan dana masing-masing Rp 60,29 miliar (ITIC) dan Rp 22,5 miliar (KAYU).

Advertisement

Indonesian Tobacco yang bergerak di bidang industri dan perdagangan tembakau linting ini melepas 274 juta saham. Jumlah tersebut setara dengan 29,13% saham setelah dilaksanakannya IPO. Pemegang saham ITIC lainnya yaitu Djonny Saksono dengan kepemilikan sebesar 63,85% dan PT Anugerah Investindo Nusantara sebesar 7,02%.

(Baca: Nilai IPO Tahun Ini Kecil, BEI Lihat Tren Baru Perusahaan Masuk Bursa)

Indonesian Tobacco berencana menggunakan seluruh dana IPO ini untuk membeli daun tembakau Virginia sebagai bahan baku, di mana pembeliannya dibagi berdasarkan segmen wilayah. Sebanyak 25% dilakukan di Jawa Tengah meliputi Muntilan, Temanggung, Parakan, dan Boyolali. Kemudian 50% Jawa Timur dan Madura. Lalu, 25% pembelian dilakukan di Bali dan Lombok.

Beberapa produk tembakau mereka seperti Manna, Kuda Terbang, Roda Terbang, maupun Djago Tarung, didistribusikan ke pelbagai wilayah. Skala bisnis mereka meliputi Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Maluku, Nusa Tenggara, maupun Papua. Penjualan terbanyak berada di Papua dengan berkontribusi kepada pendapatan sebesar Rp 93,7 miliar pada 2018.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement