RI dan Malaysia Bakal Bangun PLTA Rp 28 Triliun di Kalimantan Utara
Indonesia dan Malaysia akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kayan Mentarang, Kalimantan Utara. Pembangunan akan dilakukan oleh PLN, Inalum dan Sarawak Energy.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan kapasitas PLTA tersebut ditargetkan mencapai 1.350 Megawatt (MW) untuk memasok listrik ke kawasan industri seluas 1.600 hektare. Investasi untuk pembangunan PLTA mencapai US$ 2 miliar atau sekitar Rp 28 triliun.
"Saya minta semua harus selesai tahun ini, harus bisa konstruksi dalam satu tahun ke depan," kata Luhut di Jakarta, Jumat (26/7).
(Baca: PLN Tambah Pembangkit Energi Terbarukan 736 MW Tahun Ini)
Direktur Pengadaan I PLN Sri Inten menjelaskan, saat ini, studi kelayakan atas proyek tersebut tengah dilakukan. Setelah itu, konstruksi baru bisa dimulai dengan estimasi waktu penyelesaian lima tahun.
Seluruh listrik yang dihasilkan PLTA tersebut akan disalurkan ke pengguna listrik di Indonesia. Meskipun, Malaysia ikut berinvestasi dalam PLTA.
PLN mengklaim telah mendapatkan pembeli listrik, salah satunya Inalum. Selain itu, pemerintah juga bakal membangun industri smelter di sekitar Kalimantan yang akan menjadi pembeli listrik potensial dari PLTA tersebut.
(Baca: PLTA Jatigede Ditargetkan Beroperasi Akhir Tahun 2019)
Berdasarkan data dari PLN hingga kuartal I 2019, porsi energi baru dalam bauran energi sebesar 13,42% dari target 25%. Rinciannya, PLTA sebesar 4.947 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Bayu sebesar 75 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi sebesar 1.924 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya 42 MW.