Gaet Investor, Jababeka Harap Infrastruktur Morotai Segera Dibangun
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) berharap pemerintah segera mempercepat pembangunan infrastruktur utama seperti bandara di Morotai di Kepulauan Halmahera, Maluku Timur. Hal ini diharapkan bisa mempercepat investor masuk ke kawasan tersebut dan mengembangkan Morotai menjadi destinasi 10 Bali Baru.
General Maneger Corporare Secratary Jababeka & Co Muljadi Suganda mengatakan, letak kabupaten pulau Morotai yang berada di wilayah Timur Indonesia menjadi tantangan bagi Jababeka sebagai pengembang kawasan tersebut. Apalagi selama ini belum ada investor besar yang masuk ke sana.
"Butuh waktu lebih dari lima tahun untuk mengembangkannya, tapi itu tergantung dukungan infrastruktur. Tantangannya lebih tinggi, tapi potensinya besar," ujarnya ketika ditemui di Jakarta, Senin (12/8).
Muljadi untuk menuju Morotai saat ini masih sulit diakses. Banyak wisatawan yang ingin menuju Morotai harus berangkat dari Bandara di Jakarta harus transit di Manado, kemudian melanjutkan perjalanan ke Ternate, setelah itu baru menuju Morotai. Sehingga penerbangannya membutuhkan waktu yang lama.
(Baca: Jababeka Terancam Default, OJK Kaji Dokumen Perubahan Pengurus)
Sedangkan, menurutnya saat ini sudah ada beberapa investor baik dalam maupun luar negeri yang mulai melirik investasi di sana. "Baru minat saja dari asing dan lokal. Potensi sebetulnya bicara alamnya kan bagus, dan potensial," kata Muljadi.
Adapun PT Jababeka Morotai ditunjuk sebagai entitas pelaksana proyek pembangunan Morotai oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Morotai termasuk dalam koridor enam dari Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Pulau Morotai memiliki penduduk sekitar 50.000 jiwa dengan luas wilayah sekitar 245.000 hektar atau 4 kali ukuran Singapura. Kawasan Morotai akan difokuskan pada pengembangan industri pengolahan perikanan, pariwisata, dan logistik.
Pemerintah menargetkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ini dapat menarik investasi Rp 37,24 triliun dan menyerap 30 ribu tenaga kerja. KEK Morotai diproyeksikan berkontribusi terhadap perekonomian nasional hingga Rp 1,45 triliun pada 2025.
(Baca: Infrastruktur yang Mendekatkan 10 Bali Baru)
Hingga April 2019, KEK Morotai telah menarik komitmen investasi sebesar Rp 455 miliar, yang berasal dari PT Jababeka Morotai selaku pengelola KEK tersebut. Investasi ini diwujudkan melalui pembangunan loft studio senilai Rp 150 miliar serta street mall dengan investasi senilai Rp80 miliar. Dalam waktu dekat, beberapa investor juga dikabarkan siap masuk yaitu yakni EBD Paragon yang membangun hotel atau resort senilai US$ 15 juta (Rp 225 miliar).