Rupiah Menguat ke Rp 14.240 per Dolar AS Meski Efek RAPBN 2020 Tipis

Agatha Olivia Victoria
16 Agustus 2019, 16:55
rupiah, nilai tukar, dolar as
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot sore ini menguat 0,23 ke level Rp 14.240 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot sore ini menguat 0,23 ke level Rp 14.240 per dolar AS. Penguatan rupiah terutama ditopang oleh membaiknya data perdagangan internasional, sedangkan efek pidato RAPBN Presiden Joko Widodo diperkirakan tipis.

Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spott Rated menempatkan rupiah hari ini pada posisi Rp 14.258 per dolar AS, menguat dari posisi kemarin Rp 14.296 per dolar AS.

Mengutip Bloomberg, sebagian mata uang Asia juga menguat terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia menguat 0,41%, peso Filipina 0,37%, won Korea 0,29%, dan dolar Singapura 0,14%. Sementara yuan China melemah 0,11%, baht Thailand melemah 0,15%, serta dolar Hong Kong susut 0,01% Di sisi lain, euro melemah 0,23%, sedangkan poundsterling menguat 0,46%.

Analis PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan, walaupun indeks dolar menguat, tetapi rupiah pada perdagangan sore ini justru bergerak menguat.

 "Ini dikarenakan ada dukungan positif baik dari segi eksternal walaupun sesaat maupun internal. Apalagi rilis data perdagangan internasional walaupun turun tapi masih diatas ekspektasi para analis sehingga di anggap positif," katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (16/8).

(Baca: Periode ke-2, Begini Target-target Ekonomi Jokowi Tahun Depan)

Dari sisi eksternal, menurut Ibrahim, situasi perang dagang tetap sulit dipahami.Menurut dia, Trump yang mengupayakan pemilihan ulang pada tahun 2020 telah menjadikan ekonomi dan sikap kerasnya terhadap Tiongkok sebagai bagian penting dari kampanyenya untuk Gedung Putih.

Di sisi lain, data penjualan ritel AS naik 0,7% pada Juli dari bulan sebelumnya. "Rilis data ini memberi kelegaan kepada investor setelah kondisi pasar obligasi AS sempat mengindikasikan tanda-tanda resesi," ucap Ibrahim.

Namun meskipun data positif, Ibrahim tetap memperingatkan ketenangan yang rapuh di pasar mungkin tidak berlangsung terlalu lama.

Kemudian, inversi dalam kurva imbal hasil treasury AS pekan ini secara historis telah mengawali beberapa kondisi resesi AS di masa lampau. Kondisi ini juga telah memicu kekhawatiran baru tentang dampak ekonomi dari perang perdagangan AS-Tiongkok.

 (Baca: Cetak Rekor Keempat Kalinya, Harga Emas Antam Rp 766 Ribu per Gram)

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...