Menteri Susi dan Sri Mulyani Protes Disuguhi Air Kemasan Plastik
Ada kejadian unik dari dua menteri perempuan di kabinet kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Keduanya kompak memprotes panitia penyelenggara Ignite the Nation Gerakan Nasional 1000 Startup Digital Satu Indonesia, Minggu (18/8), terkait konsumsi plastik.
Momen itu terjadi pada saat kedua menteri tersebut disuguhi air mineral kemasan plastik dari pihak panitia di sela pemaparannya Istora Senayan. "Ini botol plastik aku kurang suka," katanya seketika yang disambut tepuk tangan peserta yang hadir.
Sri Mulyani pun langsung mengambil botol minum miliknya sendiri. (Baca: Dilarang di Beberapa Daerah, Produksi Kantong Plastik Turun 20%)
Melihat aksi rekannya, Susi Pudjiastuti pun mengambil alih perhatian dengan meminta peserta yang hadir untuk menghindari plastik sekali pakai karena sampah tersebut di laut merupakan terbesar kedua.
"Bulan lalu, saya demo di depan Istana. Sekarang saya demo di depan anak-anak muda. Stop pemakaian plastik sekali pakai," kata Susi Pudjiastuti yang disambut sorak-sorai dengan lebih riuh.
(Baca: Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti Dianggap Layak Jadi Menteri 2 Periode)
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong pun tak mau ketinggalan dengan ikut mengambil botol air mineral ramah lingkungan miliknya.
Mengetahui reaksi ketiganya, pihak panitia acara akhirnya menarik kembali botol air mineral sekali pakai tersebut.
Seperti diketahui, Sri Mulyani dan Susi Pudjiastuti pernah sama-sama mengkampanyekan setop penggunaan botol plastik sekali pakai.
Sementara dalam acara tersebut, Sri Mulyani menyampaikan beberapa informasi terkait perkembangan startup saat ini serta kontribusinya terhadap Kementerian Keuangan. Beberapa ide muncul misalnya, terkait impelementasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020.
Seperti, penyediaan platform digital yang berfungsi mengawasi pengelolaan dana operasional pendidikan. Dalam APBN 2020, sektor pendidikan merupakan salah satu yang memperoleh alokasi dana terbesar.
(Baca: Dikritik Sri Mulyani, Mendikbud Bakal Benahi Anggaran Pendidikan)
Pemerintah menganggarkan Rp 505 triliun untuk anggaran pendidikan yang di dalamnya termasuk untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
"Bagaimana kami tahu kalau kami mengeluarkan ratusan triliun rupiah biaya operasional, betul-betul membantu operasional sekolah?" kata Sri Mulyani.
Dia membayangkan, dengan teknologi digital, pemuda Indonesia bisa menerapkan ekonomi digital untuk mengawasi penyaluran tersebut sehingga dapat menekan biaya.
"Untuk keuangan negara, akuntabilitas publik itu penting sekali. Mengelola dan running manajement of school itu sesuatu yang luar biasa penting, itu bisa menjadi ide untuk Anda," ujarnya.