Harga Minyak Stabil, Pertamina Optimistis Laba Tahun Ini US$ 2 Miliar
Pertamina optimistis dapat mencapai target laba bersih tahun ini sebesar US$ 2 miliar, jika harga minyak mentah Indonesia bertahan di kisaran US$ 63 per barel.
Direktur Keuangan Pertamina Pahala N. Mansury mengklaim, perusahaan minyak pelat merah ini berhasil mengantongi laba sebesar US$ 660 juta pada semester I tahun ini. Capaian tersebut dua kali lipat lebih besar dibandingkan laba pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 310 juta.
“Dengan harga ICP US$ 63 per barel, mudah-mudahan US$ 2 miliar bisa tercapai. Kami akan pacu terus di atas US$ 2 miliar,” kata dia di Gedung Pertamina Pusat, Senin (26/8).
Pahala menjelaskan, dari segi pendapatan Pertamina mencatatkan penurunan sebesar 3% menjadi US$ 25,55 miliar, dibandingkan pendapatan semester I 2018 sebesar US$ 26,43 miliar. Penurunan tersebut lantaran rata-rata harga minyak mentah Indonesia pada semester I 2019 yang turun dari US$ 66 per barel menjadi US$ 63 per barel.
(Baca: SKK Migas Dorong Pertamina Segera Mulai Transisi Blok Rokan)
Namun, dengan turunnya ICP tersebut, beban biaya produksi (COGS) perseroan turun dari US$ 20 miliar menjadi US$ 18,71 miliar. “Dengan menurunnya ICP, kita juga mengalami penurunan pendapatan (Hulu). Penurunan pendapatan kita turun 3%, beban pokok penjualan turun 6%," kata Pahala.