Naik 7%, Utang Pemerintah Tembus Rp 4.680 Triliun pada Agustus 2019
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat total utang pemerintah pusat hingga Agustus 2019 mencapai Rp 4.680,19 triliun, naik 7,3% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 4.363,19 triliun.
Meski total utang meningkat, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebenarnya terus menurun. Pemerintah, menurut dia, secara konsisten mengelola utang
dalam batas aman dan wajar, yang ditunjukkan dengan realisasi rasio defisit per PDB sebesar 1,23%, masih jauh di
bawah batas aman 3%.
"Realisasi rasio posisi utang sebesar 29,80 persen yang berada di bawah batas aman 60 persen. Hal ini juga menunjukkan bahwa kapasitas ekonomi Indonesia secara agregat mampu menutup lebih dari 3 kali jumlah posisi utang Pemerintah," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam APBN Kita yang dipublikasikan pada Selasa (24/9).
(Baca: APBN 2020 Disahkan, Defisit Anggaran Dipatok Rp 307,2 Triliun)
Kementerian Keuangan mencatat realisasi pembiayaan utang hingga akhir Agustus 2019 mencapai Rp284,78 triliun. Pembiayaan utang terutama dipenuhi dari penerbitan surat berharga negara (SBN) yang mencapai 290,7 triliun, sedangkan penarikan pinjaman justru negatif Rp5,97 triliun.
Adapun realiasi Pinjaman yang mencapai angka negatif disebabkan oleh realisasi pembayaran cicilan pokok pinjaman luar negeri yang lebih besar dari pada penarikan pinjaman luar negeri. Sebaliknya, penarikan pinjaman dalam negeri lebih besar dibandingkan pembayaran cicilan pokok.
(Baca: Naik 10%, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 5.534 T pada Juli 2019)
Sri Mulyani juga menjelaskan pihaknya tengah berupaya meningkatkan pendalaman pasar domestik dengan mengoptimalkan penerbutan ritel secara online. Hingga akhir Agustus 2019, Pemerintah telah menerbitkan SBN
ritel secara online sebanyak 7 (tujuh) kali, yang terdiri dar SBR005, ST003, SR011, SBR006, ST004, SBR007, dan ST006.
Adapun pada bulan ini, pemerintah baru saja menawarkan SBN ritel seri SBR008. Rencananya, pemerintah masih akan menerbitkan dua seri SBN ritel lagi sebelum menutup tahun ini.