Kolaborasi Fintech Lending dan BPR Berpotensi Turunkan Bunga Pinjaman

Cindy Mutia Annur
1 Oktober 2019, 10:53
Fintech Lending
Katadata
Ilustrasi, fintech lending. Kolaborasi fintech lending dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) berpotensi menurunkan bunga pinjaman.

Kolaborasi antara fintech lending dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tengah menjadi tren. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyatakan tren tersebut dapat berpotensi menurunkan bunga pinjaman.

Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas AFPI Tumbur Pardede mengatakan penurunan bunga pinjaman bisa didapat dari integrasi data antara fintech lending dan BPR yang berpeluang menurunkan premi risiko (risk premium) atas kredit yang diberikan. "Ke depannya hal tersebut akan kami sepakati," ujar Tumbur kepada Katadata, Senin (30/9) malam. 

Saat ini AFPI menetapkan bunga pinjaman maksimal 0,8% per hari hanya untuk pinjaman tunai jangka pendek maksimal 30 hari. Besaran buang tersebut sudah termasuk komponen biaya yang terdiri dari biaya bunga pemberi pinjaman (lender), biaya dari penyelenggara platform fintech lending, biaya risk management, serta biaya transaksi untuk pinjaman tunai jangka pendek.

Dengan potensi penurunan bunga pinjaman, asosiasi akan fokus pada fintech lending yang dapat masuk ke dalam bisnis BPR. Dengan begitu, sektor ekonomi digital bisa mengakselerasi pertumbuhan penyaluran pinjaman.

"Sebagai contoh, kami sudah melakukan kerja sama dengan Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat terkait kolaborasi proyek percontohan," ujarnya.

(Baca: Sebanyak 127 Fintech Pinjaman Sudah Melayani 15 Juta Penduduk)

Tumbur menjelaskan, BPR dan fintech lending memiliki model bisnis yang berbeda, namun dapat berkolaborasi dalam penggunaan teknologi digital. Kolaborasi antara dua industri ini bisa berbentuk penyaluran (channeling), sehingga BPR dapat berperan sebagai pemberi pinjaman dan fintech lending bisa menerapkan teknologi untuk penilaian kredit.

"Melalui kolaborasi seperti ini diharapkan semakin banyak kerjasama yang terjalin antar industri jasa keuangan serta semakin banyak masyarakat Indonesia yang memiliki akses layanan finansial yang lebih mudah sehingga tingkat pertumbuhan ekonomi semakin lebih baik," ujarnya. 

Ada beberapa fintech lending yang telah berkolaborasi dengan BPR. Salah satunya Modalku dengan PT BPR Varia Centralartha (Bank Varia), PT BPR Bekasi Binatanjung Makmur (BPR BBTM), dan PT BPR Sukawati Pancakanti (BPR Kanti) sejak 18 September lalu.

Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan bentuk kerja sama ini adalah pendanaan bersama (joint financing), di mana keempat pihak bersama-sama mengumpulkan dana untuk membiayai peminjam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). 

Sistem joint financing atau pendanaan bersama yang dijalankan ketika nilai pinjaman yang diajukan peminjam terlalu besar untuk dibiayai satu bank atau satu institusi keuangan. "Jadi beberapa institusi keuangan secara kolektif mendanai pinjaman tersebut," ujar Reynold.

Reynold melanjutkan, kerja sama itu memungkinkan Modalku untuk menjangkau lebih banyak pengguna, tidak terbatas pada wilayah operasional. Selain itu, Modalku dan BPR bisa mengawasi peminjam secara bersama-sama, sehingga tingkat risiko pinjaman bisa lebih diperhitungkan dan analisis usaha semakin komprehensif. 

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...