Perundingan Dagang AS-Tiongkok Suram, Harga Minyak Dunia Turun Tipis
Harga minyak mentah dunia kembali turun pada penutupan perdagangan Selasa (8/10) atau Rabu pagi (waktu Indonesia). Penurunan dipicu oleh menipisnya peluang tercapainya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok setelah AS menambah perusahaan Tiongkok yang masuk ke dalam daftar hitam.
Meskipun demikian, kerusuhan yang terjadi di Irak dan Ekuador berpotensi mengganggu produksi minyak kedua negara anggota OPEC tersebut sehingga menahan kejatuhan harga minyak.
Di Ekuador, perusahaan minyak Petroamazonas telah menghentikan produksi di tiga lapangan minyak miliknya yang dikuasai oleh demonstran yang memprotes rencana Presiden Lenin Moreno menghapuskan subsidi bahan bakar (BBM) untuk menurunkan defisit fiskal.
Mengutip Reuters, di awal sesi, minyak mentah berjangka jenis Brent dan West Texas Intermediate (WTI) naik lebih dari 1%. Namun pada penutupan perdagangan, Brent turun US$ 11 sen, atau 0,2% menjadi US$ 58,24 per barel sedangkan WTI turun US$ 12 sen, atau 0,2%, menjadi US$ 52,63 per barel.
(Baca: Harga Minyak Indonesia Sentuh US$ 60,84 per Barel pada September 2019)
Kendati demikian, analis energi mengatakan bahwa perhatian pasar akan lebih tertuju pada ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok yang berpotensi mempengaruhi permintaan minyak dunia.