Calon Menteri dan Tantangan Berat Tim Ekonomi Periode II Jokowi

Agustiyanti
Oleh Agustiyanti - Agatha Olivia Victoria
23 Oktober 2019, 06:00
Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Jokowi disebut bakal melantik anggota-anggota kabinet pemerintahan 2019-2024 pada Rabu (22/10).

Presiden Joko Widodo memanggil sejumlah tokoh ke Istana Negara pada Senin (20/10) dan Selasa (22/10) berkaitan dengan susunan kabinet pemerintahan periode 2019-2024. Sorotan antara lain mengarah pada nama-nama menteri yang akan mengisi bidang perekonomian. 

Sri Mulyani Indrawati mengatakan dengan gambalang kembali ditunjuk sebagai menteri keuangan. Basuki Hadimuljono menyebut diminta Jokowi kembali mengurus infrastruktur, Budi Karya tetap di bidang perhubungan,  dan Sofyan Djalil masih akan membidangi pertanahan dan reformasi agraria.

Luhut Binsar Pandjaitan tetap menjadi menteri koordinator, hanya saja cakupannya lebih luas yakni maritim dan investasi. Sementara itu, Bambang Brodjonegoro mengaku mendapat penugasan baru di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan Airlangga Hartarto dikabarkan bakal menjadi menteri koordinator perekonomian. 

Selain itu, ada pula nama-nama baru dari kalangan profesional maupun politisi. Dari kalangan profesional, mantan CEO Gojek Nadiem Makarim, Komisiaris Utama Net Media Wisnuthama, dan Bos Mahaka Group Erick Tohir juga mendapat mandat untuk masuk dalam kabinet meski belum memberikan informasi rinci terkait posisi mereka. 

Mantan Ketua Hipmi  Bahlil Lahadalia diminta membantu bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Lalu dari kalangan politisi, antara lain terdapat Politikus Golkar Agus Gumiwang yang diminta Jokowi memperbaiki SDM dan manufaktur, serta Politikus PKB Agus Suparmanto yang diharapkan mampu meningkatkan ekspor dan devisa.

(Baca: Luhut Bakal Jadi Menko Maritim dan Investasi )

Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual menilai, deretan nama calon menteri bidang perekonomian sejauh ini direspons positif oleh pasar. Pasar, menurut dia, terutama sangat terpengaruh oleh posisi menteri keuangan yang akan kembali diisi oleh Sri Mulyani.

"Pasar merespons positif, terutama pasar obligasi. Terlihat juga rupiah menguat sejak kemarin. Sedangkan pasar modal tidak terlalu banyak terpengaruh," ujar David kepada Katadata.co.id, Selasa (22/10). 

Mengutip Bloomberg, rupiah pada perdagangan di pasar spot kemarin ditutup menguat 0,28% ke posisi Rp 14.040 per dolar AS. Sementara sejak Senin (21/10) , rupiah telah menguat 0,47%. Adapun, IHSG pada perdagangan kemarin ditutup naik 0,43% ke level 6.225, setelah menguat 0,11% pada Senin.

David menilai deretan nama baru calon menteri yang juga turut membidangi ekonomi. seperti Erick Tohir dan Nadiem Makarim direspons positif oleh pasar. Ia pun berrharap kabinet pemerintahan yang baru dapat membantu Indonesia melewati perlambatan ekonomi yang kini tengah terjadi secara global.

"Tantangannya sangat berat saya rasa, lembaga internasional ramai-ramai memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun depan. Ini tentu akan berdampak ke kita," kata dia.

David menyebut mendorong investasi dan ekspor akan menjadi tantangan terberat tim ekonomi Jokowi. Kedua bidang ini sulit tumbuh di tengah perekonomian yang lesu tanpa implementasi kebijakan yang mumpuni. Padahal, investasi dan ekspor penting untuk mendongrak pertumbuhan ekonomi. 

"Kebijakan-kebijakan tim ekonomi kabinet sebelumnya sebenarnya sudah cukup bagus, tapi masalah ada diimplementasi. Ini tentu jadi pekerjaan rumah utama," kata dia. 

(Baca: Bambang Brodjonegoro Akan Tempati Pos Baru, Moeldoko Sebut Tak Berubah)

Selain itu,  koordinasi yang buruk dalam tim ekonomi yang terjadi pada kabinet sebelumnya juga harus dibenahi. Dengan demikian, kebijakan diharapkan lebih terarah dan memperoleh hasil sesuai harapan. 

"Pertumbuhan ekonomi apakah bisa di atas 5% tentu akan bergabung pada investasi karena tak hanya bisa mengandalkan konsumsi. Pertumbuhan investasi kemudian akan berdampak ke ekspor. Ini tergantung bagaimana kinerja menteri di kabinet baru ini," kata dia. 

Sementara itu, Direktur Riset Center Of Reform on Economics  (CORE) Pieter Abdullah Redjalam menilai, tim ekonomi Jokowi harus berusaha berkontribusi  memacu pertumbuhan ekonomi. Selama lima tahun pemerintahan periode pertama Jokowi, ekonomi hanya mampu tumbuh di kisaran 5%, seperti terekam dalam databooks di bawah ini. 

"Saya kira ini yang harus menjadi fokus menko perekonomian dan para menteri ekonom nantinya," kata Pieter kepada Katadata.co.id.

Menurut Pieter, salah satu hal yang harus diperhatikan oleh tim ekonomi kabinet baru adalah bagaimana menyinergikan kebijakan fiskal dan moneter guna mengatasi ketatnya likuiditas perekonomian. Saat ini, menurut dia, Indonesia mengalami keketatan likuiditas yang luar biasa.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...