Pertamina Mulai Bangun Fasilitas Proses Gas di Jambaran Tiung Biru
Proyek Jambaran Tiung Biru (JTB) yang dioperasikan oleh anak usaha Pertamina, Pertamina EP Cepu (PEPC), terus menunjukkan kemajuan. Proyek tersebut memasuki masa konstruksi fasilitas pemrosesan gas atau Gas Processing Facilities (GPF).
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengklaim pembangunan proyek JTB lebih baik dari target. Hingga kuartal kedua 2019, pembangunan proyek tersebut sudah mencapai 25%.
"Proyek ini sangat strategis dan menjadi prioritas pemerintah sehingga kami berkomitmen untuk melakukan percepatan agar dapat mengoptimalkan produksi cadangan migas, mendorong pertumbuhan ekonomi, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah operasi," kata Dharmawan berdasarkan keterangan tertulis, Kamis (14/11).
Lebih lanjut Dharmawan menambahkan nilai penting proyek JTB yaitu memberikan manfaat dalam masa konstruksi. Salah satunya penyerapan tenaga kerja.
Hingga saat ini terdapat lebih dari 2.000 pekerja terlibat dalam proyek JTB yang terdiri dari 70% tenaga kerja lokal dan 30% non lokal. Para pekerja terdiri dari tiga kategori yaitu skilled, semiskilled, dan unskilled.
(Baca: Pertamina Mulai Tajak Sumur di Proyek Jambaran Tiung Biru)
Di sisi lain, penyelesaian proyek Jambaran Tiung Biru dinantikan oleh industri di Pulau Jawa. Sebab, pasokan gas Jambaran Tiung Biru bisa mengatasi defisit pasokan bagi setidaknya 19 sektor industri di Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk industri tekstil, ban, baja, keramik,serta makanan dan minuman.
Pertamina menargetkan kapasitas produksi gas Jambaran Tiung Biru bisa mencapai 192 juta kaki kubik per hari (MMscfd) dan cadangan 2,5 triliun kaki kubik (TCF). Nantinya gas tersebut akan dialirkan melalui pipa gas Gresik-Semarang.
Produksi dan konsumsi gas Indonesia memang menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun. Menurut data British Petroleum (BP), pada 1970 produksi gas domestik hanya 1,1 Million Tonnes oil equivalent/MToe (juta ton setara minyak), sedangkan konsumsi gas sebesar 1,08 MToe.
Sejak 1977, produksi gas alam menunjukkan tren kenaikan seiring meningkatnya eksplorasi ladang migas. Pada 2018, produksi gas alam nasional naik 0,4% menjadi 62,9 MToe atau setara 73,2 Billion cubic metres (Bcm) dari tahun sebelumnya. Untuk konsumsi gas meningkat 1,1% menjadi 33,5 MToe atau setara 39 Bcm. Data selengkkapnya terkait produksi dan konsumsi gas Indonesia dalam Databoks berikut ini :