Saingi Dominasi Jepang, Hyundai Investasi di Indonesia Rp 21,8 Triliun

Image title
26 November 2019, 19:47
Saingi Dominasi Pabrik Jepang, Hyundai Motor Siap Investasi Rp 21,8 T .
Katadata
ilustrasi kendaraan Hyundai. Produsen otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor sepakat menanam investasi di Indonesia senilai US$ 1,55 milar atau setara Rp 21,8 triliun hingga 2030.

Produsen otomotif asal Korea Selatan, Hyundai Motor sepakat menanam investasi di Indonesia senilai US$ 1,55 milar atau setara Rp 21,8 triliun. Investasi tersebut rencananya akan digunakan untuk pembangunan pabrik baru guna menyaingi dominasi pabrikan otomotif Jepang serta mengantisipasi penurunan penjualan mereka di dunia akibat perang dagang. 

Kesepakatan investasi tersebut telah diteken oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Ketua Eksekutif Hyundai Motor Euisun Chung dalam pertemuan para pemimpin ASEAN yang disaksikan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

Hyundai Motor akan merealisasikan investasi US$ 1,55 miliar tersebut secara bertahap  hingga 2030.

(Baca: Toyota dan Honda Bakal Investasi Rp 33,4 T di Indonesia hingga 2023)

Fasilitas yang akan dibangun di Bekasi, Jawa Barat itu diharapkan mulai berproduksi pada akhir 2021 dengan kapasitas 150 ribu unit kendaraan per tahun. "Namun ke depan, kapasitas produksi tersebut dapat ditingkan menjadi 250 ribu unit per tahun," ujar eksekutif Hyundai dilansir dari Reuters, Selasa (26/11).

Adapun jenis kendaraan yang akan diproduksi yakni kendaraan berjenis sport utility vehicle (SUV)  berukuran kecil dan kendaraan berpenumpang atau multi purpose vehicle (MPV).

Hyundai juga sedang mempertimbangkan memproduksi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang dirancang untuk pasar Asia Tenggara. Investasi dan pembangunan fasilitas produksi tersebut diharapkan dapat menghemat tarif impor 5% hingga 80% di kawasan ASEAN. 

Pabrik itu akan melayani  kebutuhan pasar Indonesia dan pasar kendaraan lain di ASEAN. "Investasi ini juga untuk menangkal perlambatan permintaan dari pasar otomotif global," kata eksekutif Hyundai.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in tengah mendorong "Kebijakan Selatan Baru" dengan memperdalam hubungan Seoul dengan Asia Tenggara. Kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Korsel pada mitra dagang tradisional mereka seperti Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) yang masih terlibat perang dagang.

Riset LMC Automotive melaporkan, penjualan Hyundai turun 4% secara tahunan di kawasan ASEAN pada kuartal keempat. Hal itu disebabkan oleh perlambatan ekonomi di Indonesia dan Thailand.

(Baca: Hyundai Motor Bangun Basis Produksi di Indonesia 2021)

Penjualannya pun terpaut jauh dari rivalnya pabrikan asal Jepang yaitu Toyota. Sepanjang Januari hingga September tahun ini, Hyundai mencatat penjualan 122.883 unit kendaraan, sedangkan penjualan Toyota mencapai 854.032 unit, menurut riset LMC Automotive.

Perusahaan riset itu juga memperkirakan ada penurunan 4% dari secara tahunan terhadap total penjualan kendaraan di ASEAN pada kuartal keempat. Hal ini sebagian disebabkan oleh perlambatan ekonomi Thailand dan Indonesia. 

Sementara Hyundai berharap negara-negara utama ASEAN termasuk Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam dan Singapura bisa mencatat pertumbuhan penjualan keseluruhan menjadi 4,49 juta unit pada 2026, dibanding penjualan pada 2017 sebesar 3,16 juta.

Reporter: Tri Kurnia Yunianto
Editor: Ekarina

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...