Pernyataan Trump Bikin Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Menguat
Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore hari ini, Jumat (6/12) menguat 0,22% ke level Rp 14.037 per dolar Amerika Serikat. Penguatan rupiah terdorong pernyataan Presiden AS Donald Trump terkait perang dagang.
Bersama rupiah, mayoritas mata uang Asia bergerak menguat. Mengutip Bloomberg, yen Jepang naik 0,16%, dolar Hong Kong satu poin, dolar Singapura 0,07%, dolar Taiwan 0,01%, won Korea Selatan 0,04%, peso Filipina 0,14%, yuan Tiongkok 0,17%, ringgit Malaysia 0,2%, dan baht Thailand 0,18%. Hanya rupee India yang melemah 0,15%.
Adapun berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR, rupiah naik 57 poin ke posisi Rp 14.037 per dolar AS.
(Baca: Resep ADB agar Indonesia Keluar dari Jebakan Negara Kelas Menengah)
Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai, penguatan rupiah didorong oleh pernyataan optimis Trump. "Ia mengatakan negosiasi perdagangan AS dan Tiongkok akan berjalan dengan baik," kata Josua kepada Katadata.co.id, Jumat (6/12).
Rupiah juga terdorong data tenaga kerja AS yang menunjukkan penurunan dalam pengajuan klaim asuransi pengangguran mingguan AS sebesar 203 ribu orang yang berada di bawah estimasi sebesar 215 ribu orang.
(Baca: Permintaan Korporasi Masih Lemah, Bank Andalkan Kredit UMKM pada 2020)
Namun, Josua mengungkapkan, kekhawatiran akan arah negosiasi antara AS dan Tiongkok tetap masih ada. "Terutama terhadap isu pencabutan tarif yang diberlakukan AS secara sepihak," ucap dia.
Adapun hari ini pelaku pasar masih menantikan beberapa rilis data seperti tingkat pengangguran AS per November 2019, Non-Farm Payrolls AS per November 2019, serta rilis data produksi industri Jerman per Oktober 2019. Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS melemah 0,03% ke level 97.37.