Meski ada Gejolak Global, OJK Klaim Pasar Modal Nasional Masih Positif
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim bahwa perkembangan pasar modal Indonesia sepanjang tahun ini masih terjaga meski indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif dan sempat menyentuh level di bawah 6.000, tepatnya 5.826,87 pada pertengahan Mei 2019.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan, menurut laporan Bank Dunia Indonesia merupakan salah satu yang perekonomiannya akan terus membaik hingga 2021. Menurutnya hal ini merupakan sinyal positif bagi pasar modal Indonesia yang sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi global dan domestik.
"Perkembangan pasar modal 2019 kita patut bersyukur ditengah kondisi ekonomi global yang seperti ini, pasar modal Indonesia masih terjaga," kata Hoesen, di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (10/12).
(Baca: IHSG Berpotensi Melemah Tunggu Pertemuan The Fed)
Secara umum, pada kuartal III 2019 emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) membukukan laba, meski menunjukan perlambatan. Kemudian, sepanjang 2019 ini investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) saham sebesar Rp 41,73 triliun.
Jumlah emiten baru yang melantai di bursa pun terus bertambah. Sementara itu pasar obligasi juga menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hoesen mengungkapkan rata-rata imbal hasil atau yield obligasi pemerintah turun sebesar 97 basis poin (bps).
Hingga pekan lalu terdapat 52 emiten baru, 50 diantaranya merupakan emiten baru saham, dan dua lainnya emiten obligasi. "Emiten yang melakukan penawaran umum masih terus bertambah, dan akan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya," kata dia.
(Baca: Analis: E-Commerce hingga Fintech Topang Saham Telekomunikasi di 2020)
Adapun hingga 5 Desember 2019 pasar reksadana juga menunjukan pertumbuhan, yaitu hampir mencapai Rp 550 triliun atau tumbuh 9% secara tahunan. Sedangkan dari sisi investor, tercatat jumlah saham single investor identification (SID) selama lima tahun terakhir tumbuh 200% menjadi 1,9 juta investor.
Tidak hanya itu, pasar modal syariah dalam negeri pun juga mengalami perkembangan yang positif. Hingga November 2019 nilai outstanding sukuk naik 41% secara tahunan, sedangkan dana kelolaan naik 140% secara tahunan.
"Kedepannya OJK akan memberikan kebijakan pasar strategis yang diarahkan untuk membangun pasar modal, serta mengedepankan perlindungan konsumen dan investor," ungkap Hoesen.