Rupiah Menguat Tipis Jelang Pengumuman Kebijakan The Fed
Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini, Rabu (29/1) menguat 0,07% ke level Rp 13.634 per dolar AS di tengah penantian pasar akan kebijakan Bank Sentral AS, The Federal Reserve.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate atau JISDOR juga menempatkan rupiah menguat 13 poin dibanding kemarin ke level Rp 13.634 per dolar AS.
Sementara mata uang negara-negara Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Mengutip Bloomberg, sejumlah mata uang menguat seperti yen Jepang sebesar 0,05%, dolar Hong Kong 0,02%, rupee India 0,15%, yuan Tiongkok 0,46%, dan ringgit Malaysia 0,15%.
Sementara itu, dolar Singapura melemah 0,11%, dolar Taiwan turun 0,25%, baht Thailand lunglai 0,46%, serta won Korea Selatan dan peso Filipina masing-masing turun 0,06%, dan baht Thailand melemah 0,46%
(Baca: Terhantam Sentimen Virus Corona, IHSG dan Bursa Asia Berguguran)
Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menjelaskan rupiah menguat seiring penantian pasar terhadap kebijakan The Fed. Hal ini lantaran terdapat keyakini bakal ada pelonggaran moneter dari bank sentral.
"Di mana ada keyakinan bahwa The Fed masih akan melonggarkan moneter walaupun tidak menurunkan suku bunga acuan," ujar Piter kepada Katadata.co.id, Rabu (29/1).
The Fed rencananya akan mengumumkan arah kebijakan moneternya pada dini hari nanti. Saat ini, suku bunga The Fed berada pada kisaran 1,5% - 1,75%.
(Baca: Sri Mulyani Sebut Kondisi Sistem Keuangan Indonesia Stabil)
Selain itu, Piter menyebut, penguatan rupiah terjadi lantaran sudah melemah dalam dua hari terakhir. Investor kembali masuk karena harga aset domestik kembali terlihat murah.
Risk appetite investor juga dinilai membaik seiring meredanya kekhawatiran akan risiko dampak negatif dari virus corona. Hal ini seiring munculnya keyakinan virus corona dapat diatasi dengan cepat didukung kesungguhan Pemerintah Tiongkok. "Seperti melakukan isolasi dan pembangunan rumah sakit khusus," kata dia.