Harga Minyak Jatuh Tertekan Suplai Berlebih Akibat Virus Corona
Harga minyak dunia terus anjlok setelah pasar khawatir akan kelebihan pasokan. Sebab, Tiongkok mengurangi permintaan akibat mewabahnya virus corona.
Padahal harga miyak sempat menyentuh US$ 70 per barel pada awal Januari 2020 lalu. Dikutip dari Bloomberg pada Senin (10/2) pukul 09.00 WIB, harga minyak Brent untuk kontrak April 2020 turun 0,20% ke level US$ 54,36 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Maret 2020 turun 0,38% menjadi US$ 50,13 per barel.
Kekhawatiran pasar semakin besar tatkala Rusia menyatakan perlu waktu lebih lama untuk memutuskan memangkas produksi bersama negara pengekspor minyak lainnya yang tergabung dalam OPEC. Rencananya, OPEC+ akan menambah pemangkasna produksi sebesar 600.000 barel per hari (bopd).
(Baca: Virus Corona Buat Harga Emas Bersinar)
Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan pihaknya memproyeksi pertumbuhan produksi minyak AS akan melambat. Sehingga Rusia optimistis permintaan minyak global tetap solid.
Kepala Strategi Pasar di AxiCorp Stephen Innes mengatakan proposal pemangkasan produksi lebih lanjut gagal untuk mendorong harga minyak yang terus merosot. Pasalnya, para menteri OPEC belum membahas rencana tersebut secara resmi.
Selain itu, Rusia juga terus menunda rencana penambahan pemotongan produksi."Jika gagal mencapai kesepakatan, harga minyak akan terus tertekan lebih lanjut" ujar Innes.
Di sisi lain, para produsen minyak juga khawatir pengurangan produksi yang diusulkan tidak akan cukup untuk memperketat pasar global. Harga minyak telah jatuh 14% sejak 17 Januari 2020 lalu.
(Baca: Korban Meninggal Virus Corona Lampaui SARS, Rupiah Melemah Hari Ini)