Tak Terpapar Corona, 62 Ribu Ton Bawang Putih Siap Impor dari Tiongkok
Kementerian Perdagangan bakal mengimpor 62 ribu ton bawang putih ke pasar dalam negeri untuk menstabilkan harga jual. Namun, bawang putih yang akan diimpor itu hanya mencakup sebagian dari rekomendasi impor produk hortikultura (RIPH) yang diajukan Kementerian Pertanian sebanyak 103 ribu ton.
Sekretaris Jenderal Kemendag Oke Nurwan mengatakan, rekomendasi impor bawang putih Kementan belum sepenuhnya dipenuhi karena beberapa importir masih terkendala persyaratan.
Alhasil, Kemendag pun tak bisa menerbitkan surat persetujuan impor (SPI) bawang putih sebagai syarat sah mendatangkan komoditas tersebut ke pasar.
(Baca: Kementan Sebut 2 Alasan Naiknya Harga Bawang: Corona & Terlambat Impor)
Sedangkan dari 62 ribu ton bawang putih yang akan diimpor, sebagian berasal dari Tiongkok dan India. Oke menegaskan, masyarakat tak perlu khawatir dengan bawang putih Tiongkok, karena tak akan menularkan wabah virus corona.
"Bawang putih tidak ada hubungannya dengan virus corona. Hanya binatang hidup (tidak termasuk produk ikan) yang dikategorikan sebagai pembawa virus dan hal ini kita sudah larang sementara," katanya di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Kamis (13/2).
Dengan begitu, Kemendag memastikan 62 ribu ton bawang putih impor tersebut agar segera masuk ke Indonesia setelah menerbitkan surat persetujuan impor.
Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto sebelumnya mengatakan, impor bawang putih dari Negeri Panda bisa tetap dilakukan karena komoditas tersebut tidak terbukti bisa menularkan dapat virus corona.
(Baca: Impor Bawang Putih di Tengah Virus Corona Bisa Picu Kenaikan Harga)
"Para ahli menyebutkan tanaman bukan media virus corona sehingga kami buka (keran impor) lagi," ujarnya di Gedung DPR , Jakarta, Senin (10/2).
Menurutnya, impor tersebut dilakukan untuk menambah stok bawang putih di dalam negeri yang mulai menipis. Berdasarkan catatan Kementan, stok bawang putih saat ini yang sebesar 70 ribu ton hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga Maret 2020.
Adapun, kebutuhan konsumsi bawang putih nasional saat ini mencapai 560.000 - 580.000 ton per tahun atau sekitar 47.000 - 48.000 ton per bulan.
Sementara itu, produksi bawang dalam negeri baru mencapai 85.000 ton per tahun. Ini artinya, pasokan bawang putih lokal baru memenuhi sekitar 15% dari total konsumsi bawang putih Indonesia per tahun.
Stok Puasa
Di lokasi berbeda, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mendesak pemerintah untuk segera mengimpor 62 ribu ton untuk mengamankan pasokan menjelang bulan puasa.
Direktur Kebijakan Persaingan KPPU Taufik Ahmad mengatakan, impor bawang putih cukup penting untuk segera direalisasikan untuk menjaga harga di pasaran. Sebab, dalam empat tahun terakhir, gejolak harga pangan selalu terjadi pada kuartal pertama dan kedua.
"Izin impor 62 ribu ton bawang putih akan diterbitkan untuk amankan pasokan sampai bulan puasa. Kami harapkan bisa langsung terealisasi," kata dia.
(Baca: Menanti Impor, Stok Bawang Putih Nasional Hanya Cukup hingga Maret)
Harga bawang putih sempat melambung lantaran pasokannya menipis di pasar. Bahkan, menurut catatannya, harga bawang putih sempat mencapai Rp 70 - 80 ribu per kilogram.
Hal ini semakin diperburuk dengan adanya isu virus corona. Sehingga muncul wacana untuk membatasi impor barang-barang dari Tiongkok termasuk bawang putih.
"Mungkin masalahnya bukan virus tapi info yang kami terima itu bahwa di Tiongkok sendiri ini masih ada hambatan dalam transportasi," kata dia.