Pasokan dari Cina Terganggu, Bea Masuk Bahan Baku Bakal Dipangkas
Pasokan bahan baku industri manufaktur dalam negeri mulai terganggu akibat penyebaran virus corona (Covid-19) di Tiongkok. Kementerian Perindustrian menyebutkan pemerintah tengah menyiapkan dua strategi untuk mengamankan pasokan bahan baku dan mengantisipasi gangguan produksi sektor industri.
Kedua strategi tersebut yaitu, pertama memberi keringanan bea masuk khusus untuk bahan baku industri. Kedua, memberi pengurangan bunga letter of credit (L/C) atau bunga pembayaran internasional.
"Jadi impor yang tujuannya untuk mendatangkan bahan baku industri akan kami beri keringanan bea masuk. Kalau bisa di-nolkan jauh lebih bagus," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita di Hotel Borobudur, Jakara, Rabu (4/2).
(Baca: Ekspor Terancam Corona, Fasilitas Kemudahan Impor KITE akan Diperluas)
Dia mengatakan hampir 30% impor untuk bahan baku industri berasal dari Tiongkok. Oleh karenanya, pelaku industri mulai saat ini diimbau segera mencari pemasok bahan baku dari negara lain agar kegiatan produksi tak terganggu.
Langkah tersebut tak hanya dilakukan Indonesia, melainkan negara-negara lain yang menggantungkan bahan baku dari Negeri Panda. "Jadi ketika produksi-produksi di Tiongkok berhenti, termasuk produksi bahan baku, negara lain juga mencari alternatif pemasok lainnya," kata dia.
Lebih lanjut, Agus menjelaskan negara potensial yang tengah dikaji sebagai pengganti Tiongkok sebagai pemasok bahan baku yakni India dan Turki. Kedua negara tersebut dapat dijadikan alternatif pemasok, khususnya untuk produk baja.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta jajaran Kementerian Perdagangan melakukan relaksasi terhadap impor.