Ikuti Facebook, Google Larang Iklan Masker Kesehatan di Platformnya

Cindy Mutia Annur
12 Maret 2020, 12:51
facebook, google, virus corona, iklan masker kesehatan,
ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Google dan Facebook memblokir iklan-iklan yang mencari keuntungan dari krisis virus corona, salah satunya yaitu iklan produk masker kesehatan.

Google melarang sementara iklan masker kesehatan di tengah perkembangan virus corona untuk menghentikan pihak-pihak yang mencari keuntungan dari disinformasi seputar virus mematikan ini. Google mengikuti langkah Facebook yang telah melakukannya lebih dulu.

"Untuk berhati-hati, kami telah memutuskan melarang semua iklan masker wajah medis untuk sementara waktu ," ujar juru bicara Google seperti dikutip dari South China Morning Post, Rabu (11/3).

Perusahaan digital asal Amerika Serikat (AS) itu mengatakan memiliki tim yang memantau situasi dan mengevaluasi kebijakan tersebut secara real time, bahkan mereka memblokir puluhan ribu iklan yang mencoba memanfaatkan momentum virus corona.

"Misalnya, kami melihat peningkatan iklan yang mungkin tidak menyebutkan virus corona tetapi (iklan itu) jelas berusaha memanfaatkannya. Kami mengambil tindakan untuk menghentikan ini di platform kami," ujar juru bicara Google.

(Baca: Facebook Larang Iklan Obat yang Klaim Mampu Sembuhkan Virus Corona)

Adapun langkah Google ini mengikuti tindakan serupa yang dilakukan Facebook. "Persediaan hampir habis, harga naik, dan kami menentang orang yang mengeksploitasi darurat kesehatan masyarakat ini," kata CEO Instagram Adam Mosseri dikutip dari akun Twitter miliknya.

Facebook juga mengeluarkan kebijakan larangan iklan obat yang mengklaim dapat menyembuhkan virus corona. Perusahaan teknologi ini terus berupaya mengurangi penyebaran informasi salah yang dapat menyebarkan ketakutan terkait corona sejak awal tahun ini.

"Baru-baru ini kami menerapkan kebijakan larangan iklan yang menyiratkan pasokan obat terbatas atau menjamin penyembuhan atau pencegahan virus corona," kata juru bicara Facebook seperti dilansir Business Insider pada Rabu (26/2).

Facebook pun melarang iklan-iklan alat kesehatan seperti masker yang menjamin 100% dapat mencegah virus corona. Selain menyesatkan, penjual masker tersebut juga mematok harga yang cukup tinggi.

(Baca: AS Ajak Facebook, Google hingga Amazon Tangani Wabah Corona)

Infodemi Virus Corona

Sebagai informasi, wabah virus corona yang telah menyebabkan lebih dari 4.200 kematian di seluruh dunia pada Rabu (11/3). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menyatakan virus ini sebagai pandemi global. WHO juga menyebutkan apa yang disebut dengan 'infodemi' atau berkembangnya informasi-informasi yang menyesatkan.

Informasi yang menyesatkan tersebut seperti anjuran bahwa mengkonsumsi vitamin D akan mencegah virus, air bawang putih rebus dapat mengobati corona, atau bahwa virus mematikan itu dibuat di Kanada dan dicuri oleh mata-mata Tiongkok.

Di Tiongkok, di mana wabah virus ini bermula, berbagai perusahaan teknologi setempat juga bekerja untuk melindungi orang dari informasi yang salah dan menstabilkan harga produk untuk barang-barang medis seperti masker bedah.

Raksasa pencarian Tiongkok, Baidu, mengatakan telah menghapus lebih dari 147 ribu contoh 'informasi berbahaya' terkait dengan virus corona pada 12 Februari, termasuk pesan yang dirancang untuk membuat kepanikan, rumor palsu, promosi dan penjualan hewan liar, meminta harga tinggi untuk peralatan medis pelindung, dan penipuan yang melibatkan masker bedah.

(Baca: WHO Umumkan Pandemi Global Corona, Harga Minyak Jatuh Lagi 3%)

Selanjutnya, e-tailer Tiongkok seperti Taobao, Suning, dan JD.com dari Alibaba Group membuat janji pada akhir Januari lalu untuk mencegah lonjakan harga barang-barang medis termasuk masker bedah dan desinfektan.

Ketiga e-tailer ini juga menawarkan pengiriman tanpa henti selama Tahun Baru Imlek ketika desas-desus pasokan barang masuk barang-barang permintaan seperti masker mulai menipis di sebagian besar toko obat di beberapa kota terbesar negara itu.

Di Indonesia, harga masker naik hingga menyentuh Rp 245 ribu per kotak. Harga masker sempat turun akhir bulan lalu, namun kembali melonjak setelah dua warga negara Indonesia (WNI) positif terinfeksi virus corona.

Startupe-commerce seperti Tokopedia dan Bukalapak mengimbau konsumen untuk melaporkan penjual yang menjual masker kesehatan dengan harga jauh di atas harga pasaran, melalui fitur ‘lapor’ di masing-masing platform.

(Baca: Shopee dan Lazada Bakal Nonaktif Akun Penjual Masker Harga Jutaan)

Reporter: Cindy Mutia Annur

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...