Virus Corona dan 5 Pandemi Paling Mematikan di Dunia

Pingit Aria
12 Maret 2020, 15:25
Stephen Lam Seorang pekerja memakai pakaian pelindung berinteraksi langsung dengan seorang penumpang kapal pesiar Grand Princess di landasan Bandara Internasional Oakland saat pihak berwenang melanjutkan debarkasi dari kapal setelah 21 orang penumpa
ANTARA FOTO/REUTERS/Stephen Lam/wsj/dj
Stephen Lam Seorang pekerja memakai pakaian pelindung berinteraksi langsung dengan seorang penumpang kapal pesiar Grand Princess di landasan Bandara Internasional Oakland saat pihak berwenang melanjutkan debarkasi dari kapal setelah 21 orang penumpang teruji positif terinfeksi virus COVID-19 di Oakland, California, Amerika Serikat, Selasa (10/3/2020).

World Health Organization (WHO) telah menetapkan  virus corona sebagai pandemi global. Badan kesehatan di bawah PBB ini berargumen, penyebaran Covid-19 begitu cepat hingga ke wilayah-wilayah yang jauh di luar pusat wabah di Tingkok.

WHO mencatat, hingga saat ini ada lebih dari 118 ribu kasus infeksi virus corona di 114 negara. Di antaranya, 4.291 pasien meninggal, sedangkan ribuan lainnya dirawat di rumah sakit. Jumlah kasus, angka kematian, dan negara terdampak diperkirakan masih bakal terus meningkat.

"Oleh karena itu kami menilai bahwa Covid-19 dapat dikategorikan sebagai pandemi," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghabyesus dikutip dari pidato resminya, Rabu (11/3) malam.

Wabah, Epidemi dan Pandemi

Ahli Epidemiologi dari Texas A&M University Rebecca Fischer mengatakan, istilah pandemi seringkali dicampuradukan dengan istilah penting lainnya seperti wabah, dan epidemi. “Secara sederhana, perbedaan antara ketiga skenario penyebaran penyakit tersebut adalah persoalan skala,” kata Rebecca dalam opini yang ditulisnya di Conversation.com.

Secara sederhana, wabah merupakan peningkatan kasus penyakit yang dapat terlihat jelas pada periode, tempat dan populasi tertentu. Persebaran penyakit juga masih kecil, di bawah jumlah normal yang dapat diantisipasi.

(Baca: Cegah Corona Menyebar, Imigrasi Tolak 126 WNA dalam Sebulan)

Jika peningkatan kasus penyakit tersebut berlangsung dalam wilayah geografis yang lebih luas dari sebuah desa atau kota, maka wabah tersebut menjadi epidemi. Selanjutnya, jika epidemi tersebut menjadi peristiwa berskala internasional, maka bisa disebut sebagai pandemi.

Pandemi ditetapkan apabila memenuhi tiga kondisi: menculnya penyakit baru pada penduduk, menginfeksi manusia dan berdampak fatal. Virus corona atau yang kini dikenal dengan Covid-19 bukan satu-satunya pandemi global yang pernah terjadi.

Berikut adalah lima pandemi dengan korban jiwa terbesar di dunia:  

1. Flu Spanyol (1918-1919), 500 juta korban

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), flu Spanyol merupakan pandemi penyakit influenza mematikan yang meluas dalam kurun waktu 1918 hingga 1919. CDC memperkirakan, sekitar 500 juta individu atau sepertiga dari populasi dunia terinfeksi virus ini dan menyebabkan sedikitnya 50 juta kematian di seluruh dunia.

Gejala yang paling terlihat dari orang yang terinfeksi virus ini adalah kerusakan organ paru-paru yang berlangsung cepat. Paru-paru dari para korban berisi cairan dan mengalami radang yang parah. Dilansir dari Health.com, pandemi ini disebabkan oleh virus H1N1 yang banyak ditemukan pada unggas.

Meski dinamakan flu Spanyol, virus penyebab pandemi ini tidak datang dari negara tersebut. Bahkan, konon orang-orang Spanyol menyebut penyakit ini dengan “Flu Prancis”.

(Baca: Menteri hingga “Survivor” di Film Cast Away Tom Hanks Positif Corona)

Dilansir dari Historia, jurnalis sains Amerika Gina Kolata mengatakan penamaan tersebut diberikan karena media-media Spanyol memberitakan pandemi ini secara terbuka berkat netralitasnya dalam perang dunia pertama.

Sementara itu, asal muasal yang sebenarnya dari virus ini terus menjadi perdebatan. Virologis sekaligus peneliti influenza dari Australia Frank Macfarlane Burnet berpendapat bahwa pandemi Spanyol bermula di Camp Funston dan Haskell County (Kansas) Amerika Serikat (AS).

Sedangkan, orang AS justru menuduh buruh Tiongkok dan Vietnam yang dipekerjakan militer Inggris dan Prancis selama Perang Dunia I sebagai pembawa penyakit. Alasan utamanya, mereka terbiasa hidup berdekatan dengan burung dan babi.

Beberapa teori lain ada yang mengatakan virus flu spanyol berasal dari Swedia, Rusia, atau Prancis, kemudian menyebar ke Tiongkok, Jepang, dan sebagian wilayah di Asia Tenggara.

2. Cacar (10.000 SM-1979), 300 juta korban

Dilansir dari National Geographic Indonesia, para ahli percaya bahwa pandemi tertua ini telah mengurangi sebagian populasi dunia. Muncul sejak 300 tahun sebelum masehi, virus ini diperkirakan telah memakan lebih dari 300 juta korban jiwa.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...