Rupiah Jatuh Lebih Rp 500 per US$ dalam Sepekan akibat Pandemi Corona
Nilai tukar rupiah pada perdagangan di pasar spot sepanjang pekan ini turun 534 poin atau 1,6% ke posisi Rp 14.777 per dolar AS. Rupiah terhempas ketakutan investor terhadap penyebaran virus corona dan dampak pada ekonomi.
Mengutip data Bloomberg, pelemahan hari ini merupakan yang terbesar dalam pekan ini. Rupiah kehilangan 255 poin melawan dolar AS dibandingkan posisi kemarin. Sepekan ini, rupiah melemah 1,6% dibandingkan akhir pekan lalu Rp 14.243 per dolar AS.
Sementara sejak awal tahun hingga hari ini, rupiah telah melemah 6,6%, seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.
Sementara kurs Jakarta Interbank Dolar Rate menempatkan rupiah akhir pekan ini di posisi Rp 13.815 per dolar AS. Posisi ini melemah 325 poin dibandingkan kemarin atau 548 poin dibanding akhir pekan lalu.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah menjelaskan rupiah pada hari ini mengalami tekanan signifikan seiring pelepasan surat berharga negara oleh investor asing. Investor panik setelah bursa saham di seluruh dunia rontok, khususnya bursa saham AS yang anjlok sekitar 10%.
"Pelepasan SBN oleh investor asing memicu pembelian valas yang cukup besar terutama di pasar antarbank. Bank-bank kustodian di domestik diminta oleh bank-bank offshore untuk membeli valas dalam jumlah besar sehingga menimbulkan lonjakan kurs rupiah," ujar Nanang kepada Katadata.co.id, Jumat (13/3).
(Baca: IHSG & Rupiah Terguncang Corona, Jokowi: Kita Tak Bisa Lawan Kepanikan)
BI pun telah melakukan intervensi di pasar spot dan domestic non-delivery forwar atau DNDF, serta membuka lelang pembelian SBN di sesi pagi dan sore. Pada lelang sesi pagi, menurut Nanang, permintaan yang masuk mencapai Rp 11 triliun dan dimenangkan Rp 6 triliun. Sedangkan pada lelang sesi sore permintaan yang masuk mencapai Rp 3 triliun dan dimenangkan Rp 1,78 triliun.
Alhasil, nilai tukar rupiah yang sempat melemah ke posisi Rp 14.820 per dolar AS pada perdagangan siang tadi menguat ke posisi Rp 14.777 per dolar AS.
Nanang pun memastikan BI akan terus berada di pasar guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
(Baca: Sempat Anjlok dan Dibekukan, IHSG Ditutup Menguat Tipis 0,24%)
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan tertekan pada pekan depan. Hal ini lantaran ketidakpastian terkait penyebaran virus corona dan dampak pada ekonomi masih cukup tinggi.
"Rupiah pekan depan akan berada direntang Rp 14.700 - 14.830 per dolar AS," ujar Ibrahim.
Senada, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk Rully Arya Wisnubroto juga menilai rupiah masih berpotensi melanjutkan pelemahan di pekan depan. Meski pergerakan rupiah kini sulit diperkirakan, ada potensi pelemahan dapat menyentuh level Rp 15 ribu per dolar AS.
"Saya rasa volitalitasnya masih akan sangat tinggi," kata dia.