Corona Selesai Akhir Tahun, Jokowi Yakin Pariwisata Bakal Booming 2021
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini pandemi corona bakal selesai pada akhir tahun ini. Seiring dengan hal tersebut, dia pun memperkirakan akan terjadi lonjakan pariwisata yang besar pada 2021.
"Tahun depan terjadi booming di bidang pariwisata. Semua orang ingin menikmati kembali keindahan yang ada di wilayah, daerah yang ada pariwisatanya," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (16/4).
(Baca: Cegah Corona Menyebar, Menkes Terawan Setujui PSBB Kota Makassar)
Oleh sebab itu, dia menilai optimisme terhadap sektor pariwisata Indonesia harus diangkat. Indonesia tak boleh terjebak dalam sikap pesimistis atas terpuruknya sektor pariwisata saat ini akibat corona.
Sebab, Jokowi khawatir peluang menggenjot pariwisata pada tahun depan tak bisa dilakukan. "Sehingga booming yang akan muncul setelah Covid-19 ini selesai tidak bisa kita manfaatkan dengan baik," kata Jokowi.
Lebih lanjut, mantan walikota Solo itu pun meminta langkah mitigasi yang cepat bagi sektor pariwisata di Indonesia saat ini. Sebab, sektor pariwisata merupakan yang paling terdampak pandemi corona.
Kepala Negara menilai, langkah mitigasi dapat dilakukan dengan memberikan program perlindungan sosial bagi pekerja di sektor pariwisata. "Ini betul-betul dipastikan ada dan sampai kepada sasaran," ujarnya.
(Baca: Terdampak Covid-19, Pemerintah Bebaskan Pajak UMKM selama 6 Bulan)
Langkah mitigasi lainnya adalah dengan merealokasikan anggaran di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk program-program sejenis padat karya di bidang pariwisata. Kemudian, dia juga meminta agar disiapkan stimulus ekonomi bagi para pelaku di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Stimulus ekonomi ini dinilai penting agar para pelaku di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat bertahan serta tidak melakukan PHK besar-besaran.
Seperti diketahui, penyebaran wabah virus Covid-19 telah memukul sektor pariwisata dan sejumlah industri terkait, seperti perhotelan, restoran, hingga maskapai penerbangan.
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mencatat, hingga 6 April 2020, terdapat sekitar 1.266 hotel yang tutup dan 150 ribu pegawai dirumahkan akibat lesunya bisnis terdampak corona.
"Jumlah rill lebih banyak karena yang kami data hanya berdasarkan yang melapor ke kami saja," kata Ketua PHRI Hariyadi Sukamdani dalam video konferensi, Selasa (7/4).
Menurutnya, para pegawai tetap dan pegawai lepas di hotel yang terdampak sudah diminta untuk cuti tanpa dibayar (unpaid leave). Pasalnya, banyak pemilik hotel tak mampu melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan, lantaran tidak memiliki cukup dana untuk membayar pesangon.
(Baca: Percepat Keringanan Kredit UMKM, Jokowi: Jangan Sampai Usaha Tutup)
Guna merespons keluhan pengusaha sektor wisata, pemerintah akan membebaskan pajak hotel dan restoran selama enam bulan sebagai stimulus dari dampak penyebaran virus corona atau Covid 19.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan, pembebasan pajak hotel dan restoran akan berlaku mulai 1 April 2020. "Sudah dibuat surat Peraturan Menteri Keuangan (PMK) untuk pelaksanaannya," kata Sri Mulyani di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (11/3).
Kebijakan tersebut akan diimplementasikan pada 10 destinasi wisata dan 33 kabupaten/kota. Sebagai kompensasinya, nantinya pemerintah pusat akan menyalurkan dana Rp 3,3 triliun kepada pemerintah daerah.