Biaya Bahan Baku Naik, Industri Farmasi Khawatir Lonjakan Harga Obat
Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi menyatakan, pandemi corona telah menyebabkan biaya bahan baku obat dan ongkos angkut dari luar negeri naik signifikan. Hal ini dikhawatirkan bakal menyebabkan harga jual obat ikut naik di pasaran.
Ketua Umum GP Farmasi Tirto Koesnadi mengatakan, biaya bahan baku naik hingga tiga kali lipat. Hal ini juga diikuti kenaikan biaya transportasi sebesar tiga hingga lima kali lipat di tengah maraknya karantina wilayah atau lockdown di negara penghasil bahan baku obat.
Banyak dari pelaku usaha kesulitan mendapat angkutan lantaran operasional penerbangan maupun pelayaran internasional mulai dibatasi. Tak jarang, importir bahan baku obat harus berebut dengan industri lain.
(Baca: Indofarma Segera Produksi 15 ribu Ventilator dan Alat Pelindung Diri)
"Praktis harga akan naik dari 30% karena biaya angkut barang semua naik, bahkan naik tiga sampai lima kali dari harga normal," kata dia dalam rapat dengar pendapat virtual bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (27/4).
Kondisi kelangkaan bahan baku obat juga diungkapkan Ketua Komite Perdagangan dan Industri Bahan Baku GP Farmasi Vincent Harijanto. Menurutnya, kondisi yang menyiratkan menipisnya stok obat sudah tampak sejak pertengahan Maret.