Tokopedia Dikabarkan Dibobol, Warganet Malah Soroti Keamanan Bukalapak
Warganet ramai mengecek akun e-commerce-nya, setelah beredar kabar 91 juta data pengguna Tokopedia dibobol. Setelah dicek, sebagian warganet justru menyoroti keamanan platform Bukalapak.
Saat memeriksa di situs cek peretasan, beberapa warganet baru mengetahui bahwa akun Bukalapak-nya sempat dibobol pada 2018 atau 2019. “Ini bagaimana?” tanya @apprtm_official kepada tim administrasi Bukalapak di Twitter, hari ini (4/5). Warganet dengan nama Andre Putra Pratama itu menyertakan tangkapan layar (screenshot) bahwa akunnya diretas pada April 2019 lalu.
Bukan hanya Angga, beberapa pengguna menemukan hal serupa. “Cek kebocoran data Tokopedia, ternyata bocornya dari Bukalapak, sudah setahun," ujar akun @coklatbutir.
Begitu juga dengan @widyadezani, yang baru mengetahui bahwa akun Bukalapak-nya dibobol pada Februari 2018. “Cukup tahu saja,” kata dia.
(Baca: Warganet Ramai Cek Akun Tokopedia Dibobol, Amankah?)
Warganet dengan nama akun @jenads13 mengeluhkan hal serupa. “Saat diperiksa, ada satu transaksi, padahal saya tidak pernah pakai Bukalapak untuk belanja sama sekali," ujar @jenads13. Akun Bukalapak miliknya dibobol pada April 2019.
Menanggapi hal itu, Bukalapak mengatakan bahwa ancaman peretasan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab terhadap industri teknologi digital selalu ada. Meski begitu, Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono menegaskan bahwa perusahaannya selalu mengimplementasikan berbagai upaya untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan para pengguna.
Bukalapak juga memastikan data-data pengguna tidak disalahgunakan. "Kami menerapkan sistem perlindungan berlipat ganda saat menerima, menyimpan, menggunakan dan mengolah seluruh data pengguna," ujar Intan kepada Katadata.co.id, Senin (4/5).
(Baca: Kominfo Panggil Tokopedia Hari Ini, Bahas 91 Juta Data Pengguna Bocor)
Saat menerima data pengguna, perusahaan menggunakan metode https supata tidak mudah diretas. Kemudian, saat menyimpan data pengguna, perusahaan menerapkan metode perlindungan terbaru dengan perlindungan berlapis.
Lalu, saat menggunakan dan mengolah data pengguna, perusahaan memonitor secara ketat, sehingga jejak orang yang mengakses, membaca, mengganti, atau menghapus data terekam. "Untuk data-data yang sensitif seperti KTP, kami simpan di storage khusus dalam periode waktu tertentu dan dapat secara otomatis terhapus untuk melindungi privasi user kami," ujar Intan.
Intan memastikan bahwa perusahaan selalu membimbing seluruh pengguna untuk melakukan langkah-langkah pencegahan, sesuai dengan Kebijakan Privasi Bukalapak. (Baca: Ada Upaya Peretasan Akun, Tokopedia Klaim Data Pengguna Aman)
Bukalapak juga menerapkan lima langkah pencegahan bagi pengguna. Di antaranya mengganti password akun secara berkala, mengaktifkan verifikasi dua langkah (two factor authentication), lebih berhati-hati terhadap phishing, memperbarui data diri secara berkala, dan mengamankan data finansial.