Inalum Tawarkan Obligasi Rp 33,7 T, Dapat Prospek Negatif dari Moody's

Image title
7 Mei 2020, 11:50
Ilustrasi, pabrik PT Indonesia Asaham Aluminium (Inalum). Moody's Investors Service menyematkan peringkat Baa2 dan outlook negatif untuk dua senior notes yang tengah ditawarkan Inalum.
KATADATA/
Ilustrasi, pabrik PT Indonesia Asaham Aluminium (Inalum). Moody's Investors Service menyematkan peringkat Baa2 dan outlook negatif untuk dua senior notes yang tengah ditawarkan Inalum.

Moody's Investor Service menyematkan peringkat Baa2 pada surat utang senior (senior notes) PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Sedangkan prospek surat utang anyar perusahaan BUMN tersebut diganjar "Negatif".

Dalam kanal informasi Bursa Efek Singapura atau Singapore Exchange, Rabu (6/5), Inalum dilaporkan tengah menawarkan dua senior notes dengan total nilai US$ 2,25 miliar atau sekitar Rp 33,75 triliun (kurs Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat).

Rencananya, dana hasil penjualan senior notes ini akan digunakan untuk pembiayaan kembali utang Inalum, serta mendanai rencana akuisisi.

Senior notes pertama yang ditawarkan Inalum memiliki kupon 5,23%, dengan tenor 1 tahun dan jatuh tempo tahun 2021. Melalui surat utang ini, Inalum berharap mampu meraup dana segar sebesar US$ 1 miliar. Kedua, senior notes dengan kupon 5,71%, dan tenor 3 tahun atau jatuh tempo tahun 2023. Target perolehan dana seri ini US$ 1,25 miliar.

"Penerbitan senior notes rencananya untuk mendanai rencana akuisisi 20 -25% saham di PT Vale Indonesia Tbk, pembiayaan kembali utang Inalum dan anak usaha, serta memperpanjang profil jatuh tempo utangnya," kata Nidhi Dhruv, Wakil Presiden dan Analis Senior Moody, dalam siaran pers, Rabu (6/5).

Namun, Moody's melihat akuisisi yang didanai utang dan kinerja Inalum yang diperkirakan lemah di tengah rendahnya harga komoditas, akan mendorong tingkat utang konsolidasi menjadi sekitar US$ 6,5 miliar.

Selain itu, Moody's juga memperkirakan gross adjusted leverage Inalum akan naik menjadi 8x tahun ini, dari sebelumnya 6,2x pada 2019 lalu. Levelnya diperkirakan akan terus meningkat hingga 8,5x pada 2022, sampai PT Freeport Indonesia mulai membayar dividen ke Inalum.

(Baca: Ingin Akuisisi Saham Vale, Inalum Tunggu Kondisi Pasar Modal Membaik)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...