Bukan Masalah Regulasi, Mengapa BI Tak Cetak Uang Lebih Seperti Fed?

Agatha Olivia Victoria
8 Mei 2020, 19:38
Bank Indonesia, cetak uang lebih, cetak uang berlebih, pandemi corona, virus corona,
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. BI menegaskan hanya akan mencetak uang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Bank Indonesia sudah memastikan tak akan mencetak uang berlebih guna mengatasi dampak pandemi corona. Alasannya, hal tersebut bukanlah praktik kebijakan moneter yang lazim.

Meski demikian, Ekonom Senior sekaligus Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menjelaskan bahwa BI bisa saja melakukan hal tersebut. "Kalau soal regulasi itu bisa dilakukan," kata Chatib Basri dalam Bicara Data Virtual Series bertajuk "Krisis Covid-19 & New Normal Ekonomi Indonesia" yang diadakan Katadata.co.id, Jakarta, Jumat (8/5).

Advertisement

Chatib menjelaskan hal tersebut dapat dilakukan lantaran ekonomi Indonesia saat ini dalam kondisi yang tidak biasa. Dalam kondisi tersebut, menurut dia, beberapa kebijakan dapat diubah. Ia mencontohkan, BI dalam undang-undang sebelumnya tak boleh membeli surat berharga negara dari pasar perdana. 

Namun saat ini, BI dapat membeli surat utang pemerintah di pasar perdana lantaran pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 dalam mengatasi dampak pandemi. Pemerintah juga kini boleh memiliki defisit APBN di atas 3% meski dilarang dalam UU Keuangan Negara. 

"Jadi persoalannya bukan di regulasi," ucap dia.

(Baca: BI Tak Akan Jor-joran Cetak Uang untuk Dana Penanganan Covid-19)

Kebijakan mencetak uang berlebih saat ini telah diterapkan oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve. Kebijakan tersebut dilakukan The Fed untuk membantu para pengusaha, terutama UMKM. Kebijakan ini merupakan langkah proteksi sosial agar perusahaan tak memberhentikan pekerja.

"Kalau AS cetak dolar lebih banyak, yang pakai itu seluruh dunia. Seluruh aktivitas ekonomi internasional itu menggunakan USD. Jadi penggunanya tak hanya di AS, permintaannya tinggi," kata dia.

Dengan demikian, menurut dia, jumlah antara dolar yang tersedia di pasar dan barang tetap seimbang meski AS mencetak mata uangnya jauh lebih banyak.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement