Impor Barang Modal Naik, Neraca Dagang April Defisit US$ 344 Juta

Agatha Olivia Victoria
15 Mei 2020, 09:50
BPS, badan pusat statistik, ekspor, impor, neraca perdagangan, neraca perdagangan surplus
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. BPS mencatat ekspor April sebesar US$ 12,19 miliar, sedangkan impor sebesar US$ 12,54 miliar.

Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan pada April defisit US$ 344,7 juta. Neraca dagang tersebut memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan surplus US$ 743 juta, tetapi lebih baik dibandingkan April 2019 yang defisit mencapai US$ 2,5 miliar. 

"Ekspor April  tercatat US$ 12,19 miliar dan impor 12,54 miliar, sehingga pada April kita mengalami defisit US$ 0,35 miliar. Meski defisit, ini masih lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Jumat (15/5).

Suhariyanto menjelaskan, ekspor pada April sebesar US$ 12,19 miliar, turun 13,33% dibanding bulan sebelumnya atau 7,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara impor tercatat sebesar US$ 12,54 miliar, turun 6,1% dibandingkan bulan lalu atau anjlok 18,58% dibanding periode yang sama tahun lalu. 

(Baca: Harga Emas Dunia Menanjak, Logam Mulia Antam Naik Rp 7.000 per Gram)

Ia menjelaskan, penurunan ekspor terjadi pada seluruh sektor. Penurunan paling dalam terjadi pada ekspor tambang yang mencapai 21,11%. Sedangkan ekspor industri pengolahan dan pertanian turun masing-masing 12,26% dan 9,82%. 

"Penurunan ekspor industri pengolahan terjadi pada komoditas kendaraan roda empat atau lebih, pakaian jadi, kimia dasar organik. Ini karena pelemahan permintaan sehingga volume menurun," kata dia. 

Menurut golongan barang hs 2 digit, masih terjadi kenaikan ekspor pada  logam mulia perhiasan dan permata masih US$ 92,9 juta, pulp dari kayu naik US$ 50,9, dan plastik dan barnag plastik US$ 40,6 juta, berbagai makanan oalahan US$ 21,9 juta, dan olaharan dari tepung US$ 20,6 juta. 

Sebaliknya, penurunan ekspor terjadi pada  bahan bakar mineral turun paling tajam mencapai US$ 413,2 juta, pakaian dan aksesoris US$ 136,2 juta, kendaraan dan bagiannya, serta lemak dan minyak hewan nabati.

(Baca: Jumlah Kematian akibat Virus Corona Tembus 300 Ribu Orang)

Sementara pada impor April, Suhariyanto menjelaskan terjadi penurunan yang curam pada impor migas mencapai 46,83% dibanding Maret menjadi 0,85 miliar. Adapun impor nonmigas turun 0,53% menjadi US$ 11,68 miliar.

Menurut penggunaan barangnya, menurut dia, impor barang konsumsi turun 16,57% dibanding bulan lalu atau 4,03% dibanding periode yang sama tahun ini. Sementara bahan baku turun 9% dibanding bulan lalu atau 19,13% dibanding periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, impor barang modal naik 9% dibanding bulan lalu. 

Ia memerinci, penurunan impor barang konsumsi antara lain terjadi pada buah-buahan dari Tiongkok. Sedangkan kenaikan impor barang modal didorong oleh processing unit komputer dan jaringan telepon seluler. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...