Impor Barang Modal Naik, Neraca Dagang April Defisit US$ 344 Juta
Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan pada April defisit US$ 344,7 juta. Neraca dagang tersebut memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatatkan surplus US$ 743 juta, tetapi lebih baik dibandingkan April 2019 yang defisit mencapai US$ 2,5 miliar.
"Ekspor April tercatat US$ 12,19 miliar dan impor 12,54 miliar, sehingga pada April kita mengalami defisit US$ 0,35 miliar. Meski defisit, ini masih lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Jumat (15/5).
Suhariyanto menjelaskan, ekspor pada April sebesar US$ 12,19 miliar, turun 13,33% dibanding bulan sebelumnya atau 7,02% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara impor tercatat sebesar US$ 12,54 miliar, turun 6,1% dibandingkan bulan lalu atau anjlok 18,58% dibanding periode yang sama tahun lalu.
(Baca: Harga Emas Dunia Menanjak, Logam Mulia Antam Naik Rp 7.000 per Gram)
Ia menjelaskan, penurunan ekspor terjadi pada seluruh sektor. Penurunan paling dalam terjadi pada ekspor tambang yang mencapai 21,11%. Sedangkan ekspor industri pengolahan dan pertanian turun masing-masing 12,26% dan 9,82%.
"Penurunan ekspor industri pengolahan terjadi pada komoditas kendaraan roda empat atau lebih, pakaian jadi, kimia dasar organik. Ini karena pelemahan permintaan sehingga volume menurun," kata dia.