Kinerja WHO dalam Sorotan, Apa Perannya selama Pandemi Corona?

Sorta Tobing
19 Mei 2020, 16:21
who, tugas who, peran who, pandemi corona, covid-19, virus corona, investigasi corona, penyelidikan asal-usul virus corona
ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Kyung-Hoon/wsj/cf
Ilustrasi. Peran WHO dalam penanganan pandemi corona menjadi sorotan.

Dalam dua hari, sejak Senin (18/5), Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyelenggarakan Majelis Kesehatan Dunia (WHA) secara virtual. Acara tahunan ini menjadi pertemuan yang kritis karena peran organisasi tersebut dalam penanganan pandemi corona menjadi sorotan.

Sebelum WHA berlangsung, kritik terhadap organisasi itu sudah bermunculan, terutama dari Amerika Serikat. Presiden Donald Trump sampai memutuskan menangguhkan dana bantuannya karena WHO dianggap gagal membendung virus Covid-19 yang menginfeksi hampir 5 juta populasi dunia.

Australia dan Jerman juga menyerukan hal yang serupa. Ketiga negara itu bahkan menyebut WHO melakukan bias terhadap Tiongkok. Trump menuduh organisasi itu sangat Cina-sentris dan memberikan rekomendasi yang salah kepada AS untuk mempertahankan perbatasan tetap terbuka.

Pada Ahad lalu, sebuah koalisi dari 62 negara, termasuk Indonesia, mendorong penyelidikan independen terhadap pandemi virus corona. Australia merupakan negara pertama yang meminta penyelidikan tersebut. Dalam makalah kuncinya kemarin, ada 122 negara, termasuk Uni Eropa, Afrika, Inggris, Rusia, Kanada, Australia, dan Selandia Baru, menyerukan peninjauan sistemik penanganan Covid-19.

(Baca: 116 Negara Termasuk Indonesia Dukung Penyelidikan Asal Usul Covid-19 )

Melansir dari The Guardian, koalisi ini tidak menyebutkan Tiongkok atau kota tempat virus Covid-19 pertama kali terdeteksi, Wuhan. Tapi mendorong komunitas global untuk mengindentifikasi sumber zoonosis dari virus dan rute infeksinya ke populasi manusia, termasuk peran inang perantara, melalui penelitian ilmiah dan kolaboratif.

Makalah itu juga menyebut respons terhadap pandemi harus bersifat global. Koalisi ini menyerukan akses universal, tepat waktu, merata serta distribusi yang adil untuk akses teknologi dan produk kesehatan esensial yang berkualitas, aman, mujarab, dan terjangkau.

Seruan invetigasi internasional tentang asal-usul Covid-19 telah membuat posisi Tiongkok terpojok. Ketika Australia mengajukan penyelidikan global pada bulan lalu, Beijing merespon dengan mengatakan sangat menentang rencana tersebut.

“Sejak wabah dimulai, Tiongkok selalu bertindak secara terbuka, transparan dan bertanggung jawab dan mengambil serangkaian langkah tegas, tepat waktu, dan kuat," kata juru bicara kementerian luar negeri Geng Shuang.

(Baca: AS Tuding WHO Gagal Beri Informasi Terkait Pengendalian Pandemi Corona)

Darurat Global Wabah Virus Corona
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. (TWITTER @WHO)

Bagaimana Cara Kerja WHO?

WHO merupakan badan khusus di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang fokus pada isu kesehatan. Perannya secara global, mengutip dari situs resmi World Economic Forum, termasuk mengadvokasi layanan kesehatan universal, memantau risiko kesehatan masyarakat, menetapkan standar dan pedoman kesehatan, dan mengoordinasikan respon internasional terhadap keadaan darurat kesehatan.

Organisasi ini juga berperan dalam hal memerangi penyakit menular, seperti HIV dan tuberkulosis (TB), mempromosikan nutrisi, perumahan, dan sanitasi yang lebih baik. Kantornya berbasis di Jenewa, Swiss, dan memiliki sekitar tujuh ribu staf di enam kantor regional dan 150 kantor lapangan secara global.

Keberhasilan WHO terutama soal vaksinasi massal. Langkah ini lalu membuat angka pasien TB, campak, polio, dan cacar di dunia berkurang.

(Baca: Amerika Setop Uji Coba Program Tes Corona yang Didukung Bill Gates)

Namun, kritik juga sempat menimpa WHO. Organisasi ini dianggap terlambat merespon wabah Ebola di Afrika Barat pada 2014-2015. Alasannya, ketika itu adalah dana yang kurang.

Total pendapatannya pada 2018 mencapai US$ 2,16 miliar. Pendonor terbesar adalah AS. Di posisi bawahnya ada Bill & Melinda Gates Foundation, Inggris, dan Jerman. Pada 2019, AS menyumbang US$ 419 juta atau 16% dari total pendapatan WHO.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...