Perkembangan Vaksin Corona Bawa Angin Segar, IHSG Sesi I Melesat 1,82%
Indeks harga saham gabungan (IHSG) melesat 1,82% ke level 4.593,29 pada akhir perdagangan sesi pertama, Selasa (19/5) siang. Perkembangan vaksin virus corona menjadi sentimen yang melambungkan bursa saham global hari ini.
Di kawasan Asia, indeks Nikkei 225 di bursa Jepang naik 1,9%, Shanghai Composite di Tiongkok naik 0,53%, dan Hang Seng di Hong Kong naik 1,79%. Lalu, indeks Kospi di Korea Selatan naik 2,32%, FTSE di bursa Malaysia naik 0,77%, Strait Times Singapura naik 1,82%, dan Thai Index SE di Thailand naik 1,89%.
Selain itu, semalam bursa-bursa Eropa dan Amerika Serikat juga kompak ditutup lebih tinggi. Di Eropa, S&P Euro Index melesat hingga 4,78%, FTSE 100 di Inggris 4,29%, dan Dax Index di Jerman melambung 5,67%. Di AS, indeks Dow Jones naik 3,85%, S&P 500 Index 3,15%, Nasdaq Composite 2,44%, dan NYSE Composite meroket 4,16%.
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya mengatakan, kenaikan indeks saham global, terutama di AS, terjadi di tengah optimisme perkembangan vaksin corona. Salah satu kandidatnya yaitu milik perusahaan bioteknologi Moderna dari Inggris yang bekerjasama dengan Institut Nasional Penyakit Alergi dan Penyakit Menular (NIAID).
(Baca: IHSG Diramal Kembali Menguat di Tengah Marak Aksi Jual Asing)
Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, Tiongkok berjanji untuk menjadikan vaksin yang sedang dikembangkannya menjadi milik dunia. Tiongkok memiliki 5 kandidat vaksin yang telah dalam uji coba terhadap manusia dan akan melakukan lebih banyak tes bulan depan.
Beberapa kandidat vaksin asal negeri panda seperti yang dikembangkan oleh perusahaan CanSino Biological dari Tiongkok yang menggandeng Institut Biteknologi Beijing. Kandidat vaksin milik perusahaan farmasi Sinopharm asal Tiongkok yang menggandeng Institut Biologi Wuhan.
Nico menilai, ini merupakan kabar yang baik sejauh ini meski Tiongkok tidak menjanjikan bahwa vaksin akan tersedia dalam waktu dekat. Sehingga tidak memberikan sentimen yang rancu terhadap pasar modal di dunia. "Namun, lagi-lagi, sentimen mengenai vaksin digunakan kembali oleh pasar untuk menjadi sebuah minyak untuk memasak pergerakan pasar," kata Nico.