Imbas Akuisisi Pinehill, Investor Antre Jual Dua Saham Grup Indofood
Investor merespons negatif rencana Grup Indofood untuk mengakuisisi Pinehill Company Limited senilai US$ 2,99 miliar atau Rp 44,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.900/dolar). Hal ini terlihat dari antrean panjang investor yang ingin menjual dua saham Indofood, hingga lebih dari 1 juta lot saham.
Menurut data perdagangan di Stockbit hingga penutupan perdagangan sore ini, Rabu (27/5), masih terdapat 575,68 ribu lot saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang masuk dalam antrian jual di orderbook. Sebanyak 472,13 ribu lot mengantre di harga Rp 5.600 per saham, dan sisanya mengantre di antara Rp 5.625 – 5.825 per saham.
Sementara pada saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), sebanyak 854,58 ribu lot saham mengantre untuk dijual. Sebanyak 835,25 ribu lot mengantre pada harga Rp 8.325 per saham, sedangkan sisanya di kisaran Rp 8.350 – 8.575 per saham.
Berdasarkan data perdagangan RTI Infokom, sepanjang hari ini saham ICBP telah ditransaksikan hanya sebanyak 13,32 ribu lot di harga Rp 8.325,2 per saham. Sementara saham INDF baru ditransaksikan sebanyak 17,65 ribu lot dengan harga Rp 5.600 per saham.
(Baca: Investor Respons Negatif Akuisisi Pinehill, Dua Saham Indofood Rontok)
Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mimi Halimin menilai bahwa rencana akuisisi Pinehill oleh ICBP memang bakal berdampak negatif terhadap keputusan investasi pelaku pasar saham dalam jangka pendek.
"Di tengah kondisi yang tidak menentu dan perekonomian yang lesu ini, investor akan lebih memilih untuk berinvestasi di perusahaan yang memiliki neraca keuangan yang kuat," kata Mimi.
Pasalnya, berdasarkan perjanjian jual-beli yang diumumkan pada Jumat 22 Mei 2020 melalui keterbukaan informasi, untuk membiayai akuisisi ini ICBP harus merogoh kocek kas perusahaan sebesar US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,5 triliun, dan sisanya sekitar Rp 40 triliun bakal dibiayai dengan utang bank.
Jika transaksi ini rampung, maka utang perusahaan bakal melonjak signifikan, sekaligus menaikkan profil risiko keuangannya. “Menurut perhitungan kami debt to equity ratio (DER) ICBP akan naik menjadi 1x dibandingkan 0,1x pada akhir kuartal I 2020,” ujar Mimi.
(Baca: Jejak Anthoni Salim di Pinehill, Perusahaan yang Dicaplok Indofood CBP)
Adapun harga dua saham Indofood menutup perdagangan sore ini terkoreksi signifikan hingga menyentuh batas auto rejection bawah (ARB). Hari ini menjadi hari kedua saham-saham ini terjun ke batas ARB.
Harga Saham ICBP sore ini rontok hingga 6,98% ke level Rp 8.325 per saham, setelah kemarin turun sebesar 6,77%. Sehingga dalam dua hari saham anak usaha Indofood ini terjun bebas hingga 13,3% dari level Rp 9.600 per saham.
Sedangkan harga saham INDF selama dua hari terakhir telah anjlok hingga 12,8% dari level Rp 6.425 per saham sebelum libur panjang lebaran. Adapun sore ini, saham INDF turun 6,67%.
Kedua saham ini pun masuk ke dalam jajaran tiga besar saham top loser, di bawah saham PT Repower Asia Indonesia Tbk (REAL) yang anjlok sebesar 6,9%.
(Baca: Caplok Pinehill, Anak Usaha Indofood Perluas Pasar ke Afrika dan Eropa)