Naik Kelas BUKU 3, BNI Syariah Incar Bisnis Remitansi & Trade Finance
BNI Syariah per kuartal I 2020 telah naik kelas ke kelompok bank umum kegiatan usaha (BUKU) 3 dengan modal inti di rentang Rp 1-5 triliun. Setelah naik kelas, BNI Syariah berniat masuk ke bisnis perbankan internasional seperti trade finance dan remitansi.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan bahwa BNI Syariah naik kelas ke BUKU 3 setelah entitas induknya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), menyuntikkan modal sebesar Rp 225,59 miliar dalam bentuk inbreng aset. Sementara sebesar Rp 214 miliar berasal dari laba ditahan perusahaan.
"Modal Rp 5 triliun karena faktor fundamental seperti kinerja yang cukup baik. Kami juga dapat tambahan modal dari induk Rp 226 miliar dalam bentuk penyertaan tanah yang ada di Pejompongan yang akan jadi kantor pusat kami di 2021," kata Firman dalam konferensi pers virtual, Kamis (28/5).
Dia menjelaskan, dengan menggarap bisnis remitansi, BNI Syariah akan mendapatkan fee based income yang berasal dari komisi dan selisih kurs. Adapun fee based income dari bisnis remitansi tahun ini ditargetkan sebesar Rp 20 miliar.
(Baca: Laba Bersih BNI Syariah Naik 58%, Ditopang Efisiensi Biaya Operasional)
“Karena kami baru mulai sejak Maret dan April ini. Potensinya cukup besar. Apalagi ada 6 juta tenaga migran Indonesia di luar negeri. Mereka mayoritas ingin hijrah ke bank syariah,” ujar Firman.
Sedangkan, dari bisnis internasional, perusahaan menargetkan pendapatan tahun ini sekitar Rp 70 miliar. Terlebih, BNI telah mempunyai cabang di beberapa negara seperti Singapura, Jepang dan Korea Selatan. Cabang-cabang tersebut strategis, sebab banyak tenaga kerja migran Indonesia dan pebisnis yang memiliki keterkaitan dengan Indonesia.
Oleh sebab itu, BNI Syariah akan meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM)-nya dengan merekrut SDM baru yang telah bersertifikasi international trade finance. Nantinya, SDM baru ini akan bertindak sebagai advisor di cabang-cabang BNI di luar negeri.
“Mereka akan memberikan layanan advisory kepada pebisnis yang memiliki keterkaitan dengan bisnis di Indonesia. Kami juga akan bersinergi dengan induk dan juga meningkatkan SDM dan IT," jelasnya.
(Baca: Targetkan Pertumbuhan 12%, BNI Syariah Perluas Jangkauan KPR)
Sementara itu Direktur Kepatuhan BNI Syariah Tribuana Tunggadewi mengungkapkan bahwa BNI masih akan menyuntikkan modal tambahan untuk BNI Syariah. Nilainya mencapai RP 150 miliar dalam bentuk inbreng aset yang berasal dari seluruh kantor cabang milik BNI di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
“Rencananya di akhir Juni prosesnya selesai. Sekarang masih di proses di BPN,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (28/5).