Harga Emas Antam Naik Rp 6.000/Gram Jelang Pertemuan Bank Sentral AS

Desy Setyowati
10 Juni 2020, 09:17
Harga Emas Antam Naik Rp 6.000/Gram Jelang Pertemuan Bank Sentral AS
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi emas batangan PT Aneka Tambang di butik Gedung Ravindo, Jakarta (14/10/2019).

Harga emas Antam naik Rp 6.000 ke level Rp 881 ribu per gram pada perdagangan hari ini (10/6). Begitu pun harga logam mulia secara global menguat menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).

Dikutip dari Bloomberg, harga emas di pasar spot naik 0,16% ke level US$ 1.718,08 per ons per Pukul 8.11 WIB. Begitu pun harga emas berjangka pagi ini menguat 0,06% ke posisi US$ 1.722,9 per ons.

Harga emas juga sempat melonjak lebih dari 1% pada perdagangan kemarin. Faktor pendorongnya, investor melihat dan menunggu (wait and see) terkait kejelasan keadaan ekonomi di tengah pandemi corona, serta menanti stimulus lebih lanjut dari The Fed.

"Harapan stimulus Fed selanjutnya ada di garis depan dari apa yang mendukung emas selama beberapa hari terakhir hari. Selain itu, kami melihat ekuitas global semakin turun, "kata Director of metals trading High Ridge Futures David Meger dikutip dari Reuters, Rabu (10/6).

Ia mengatakan, likuiditas global saat ini, belum pernah terjadi sebelumnya. Ini terjadi karena bank sentral di banyak negara menggelontorkan stimulus untuk mendorong perekonomian, yang tertekan akibat pandemi virus corona.

“Itu hal yang mendasari penguatan harga emas,” kata Meger. (Baca: Dibayangi Antusiasi Pemulihan Ekonomi, Harga Emas Turun Tipis 0,07%)

Jelang pertemuan The Fed, indeks-indeks utama Wall Street pun berjatuhan. Sedangkan emas dinilai sebagai investasi yang aman di tengah ketidakpastian.

Akan tetapi, laporan ketenagakerjaan di AS diperkirakan lebih kuat dari prediksi minggu lalu. Ini juga kemungkinan besar akan dibahas pada pertemuan The Fed, dan akan berpengaruh terhadap harga emas.

Data terkait tenaga kerja AS alias Non-Farm Payroll misalnya, meningkat 2,5 juta pekerjaan pada bulan lalu. Hal ini berbeda dengan perkiraan pasar bahwa bakal terjadi penurunan 8 juta pekerjaan, setelah rekor pengurangan 20,69 juta pada April lalu.

(Baca: Harga Emas Dunia Melesat, Logam Mulia Antam Hanya Naik Rp 1.000/Gram)

Non-Farm Payroll merupakan perubahan jumlah tenaga kerja AS di semua sektor, kecuali pegawai pemerintah, ibu rumah tangga, yang bekerja pada organisasi non-profit (LSM) dan pertanian. Data ini mencerminkan kondisi ketenagakerjaan di sektor komersil dan industri di Negeri Paman Sam.

Laporan ketenagakerjaan yang diawasi ketat oleh Departemen Tenaga Kerja juga menunjukkan, tingkat pengangguran turun menjadi 13,3% bulan lalu. Padahal, tingkat pengangguran di AS mencapai 14,7% pada April, atau merupakan yang tertinggi setelah Perang Dunia Kedua.

Optimisme tersebut dan pemulihan ekonomi karena pelonggaran lockdown di sejumlah negara memang menekan harga emas. Sebab, akan memacu minat investor masuk ke aset berisiko seperti saham dan obligasi.

"Melihat antusiasme terhadap pertumbuhan aset berisiko, pergerakan harga emas memang dalam tekanan. Namun, pelemahan nilai dolar AS sedikit banyak menahan laju penurunan emas," kata Chief Strategist CMC Markets Michael McCarthy, dikutip dari Reuters, kemarin (9/6).

(Baca: Harga Emas Dunia Jatuh, Logam Mulia Antam Anjlok Lagi Rp 17 Ribu/Gram)

Di dalam negeri, harga emas Antam naik untuk seluruh jenis produk berdasarkan bobot. Harga penjualan kembali emas Antam juga meningkat Rp 8.000 menjadi Rp 769 ribu per gram.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...