Ahli IT Ungkap Fakta Dibalik Viralnya Bintang Emon dan BuzzeRp
Unggahan dengan kata kunci (keyword) Bintang Emon dan BuzzeRp viral dan menjadi topik populer (trending topic) di Twitter sejak kemarin. Komika dengan nama asli Gusti Muhammad Abdurrahman Bintang Mahaputra ini dituduh menggunakan narkoba oleh beberapa akun media sosial.
Di Twitter, unggahan dengan keyword Bintang Emon dan BuzzeRp mencapai ratusan ribu kemarin. Pada hari ini, cuitan dengan tagar #BintangEmonBestBoy dan #BuzzeRpPublicEnemy menjadi topik populer.
Bintang Emon dituduh memakai narkoba, setelah mengunggah video terkait hukuman bagi pelaku penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Imbas fitnah itu, Bintang Emon bahkan sempat mengunci akun Twitter-nya @bintangemon dan dibuka kembali pada kemarin malam.
Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) menduga, akun yang menyerang Bintang Emon dikelola oleh robot atau bot. “Bisa dicek sebetulnya dengan tools botometer.iuni.iu.edu/,” kata Direktur Eksekutif SAFEnet Damar Juniarto kepada Katadata.co.id, Selasa (16/6).
(Baca: Facebook Sebut Buzzer Tak Akan Pernah Hilang)
Oleh karena itu, menurutnya serangan terhadap komika Bintang Emon bukan berarti dilakukan oleh buzzer. Ini terlihat dari tidak adanya kredibilitas pada akun yang menyebar kabar bohong tersebut.
Meski begitu, memang tampak ada upaya membuat stigma bahwa Bintang Emon menggunakan sabu-sabu. Apalagi, serangan bukan hanya melalui media sosial, tetapi juga lewat email rekan dan keluarga Bintang Emon.
“Jika dilihat dari tiga bentuk serangan digital yang dialaminya, ada dua kemungkinan,” katanya. Pertama, ini merupakan teror sehingga bisa dijerat sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) serta Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Kedua, bertujuan membungkam Bintang Emon agar tidak membuat konten terkait hukuman bagi pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan. “Kami sarankan Bintang Emon melapor ke kepolisian,” ujar dia.
Dengan begitu, kepolisian bisa mencari aktor dibalik viralnya narasi yang merugikan Bintang Emon. (Baca: Semua Platform Media Sosial Disalahgunakan Menyebar Kebohongan)
Damar mengatakan, kasus seperti itu pernah terjadi saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), serta ketika Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) diserang. Pada 2019, serangan digital juga intens saat masyarakat menolak revisi UU KPK.
Peneliti keamanan siber dari Communication Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha pun sepakat, bahwa kepolisian semestinya mudah mencari tahu aktor dibalik serangan digital tersebut. “Tindakan ini bisa disamakan dengan akun @triomacan2000 yang berhasil ditangkap polisi pada 2015 lalu,” katanya.
Serangan digital seperti itu, kata dia, bertujuan menjatuhkan kredibilitas seseorang atau kelompok. “Akun anonim bergerak masif. Terlihat unggahan yang sama persis, dan diunggah oleh banyak akun,” kata dia.
Kendati begitu, Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya menilai, Twitter sebagai platform tidak serta merta bisa menindak akun-akun tersebut. “Twitter harus bertindak netral, baik terhadap konteks pro maupun kontra,” ujar dia.
Akan tetapi, jika suatu konten dianggap meresahkan dan memberikan informasi menyesatkan seperti fitnah, spam hingga hoaks, Twitter perlu bertindak. (Baca: Peneliti Oxford: Tim Buzzer di Indonesia Tergolong Kecil)
Berdasarkan hasil pencarian di raw data oleh perusahaan analisis media sosial Drone Emprit, ada tiga akun yang mengunggah cuitan dengan kata kunci ‘sabu’ dan ‘narkoba’ yang sama persis. Ketiga akun ini yaitu @LintangHanita yang memiliki dua pengikut, @Tiara616xxx Sembilan followers, dan @LiarAngsa tanpa pengikut.
“Semua menampilkan lima unggahan yang sama persis dan jam yang sama, antara 22:45 sampai dengan 22:49 WIB (14 Juni)," kata Pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi, melalui akun Twitter-nya, kemarin. “Ketiganya sudah suspended.”
(Baca: Memotret Fenomena Buzzer dan Influencer Politik Indonesia)
Meme terkait Bintang Emon menggunakan sabu yang paling banyak diunggah ulang (retweet) yakni buatan @Hilmi28, @TretanMuslim, @fermendkis, @zubaediy, dan @Erizka27. Yang menarik, “Viralnya serangan terhadap Bintang Emon bahkan mengalahkan volume percakapan tentang Novel Baswedan dan ‘Gak Sengaja’,” kata dia.
Sekadar informasi, ‘Gak Sengaja’ merupakan kata kunci pada judul video yang diunggah Bintang Emon di media sosial. Video itu memuat tentang pendapat komika ini terkait ringannya hukuman bagi pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
Bintang Emon pun sudah meluruskan fitnah tersebut. Ia mengunggah gambar yang menunjukkan hasil pemeriksaan dirinya menggunakan narkoba atau tidak, dari Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah. Hasilnya tertulis negatif. "Bintang Emon negatif narkoba, positif kentang mustofa," katanya melalui akun Instagram-nya @bintangemon, kemarin malam.