Ikuti Jejak Jack Ma, CEO SoftBank Mundur dari Alibaba
CEO SoftBank Group Masayoshi Son memutuskan keluar dari jajaran direksi Alibaba Group dalam rapat pemegang saham tahunan Kamis (25/6). Dia keluar sebulan setelah salah satu pendiri perusahaan Jack Ma mundur dari jajaran direksi tersebut.
Masayoshi Son mengatakan, langkah itu sebagai simbol 'lulus' dari jajaran perusahaan e-commerce asal Tiongkok yang investasinya paling sukses hingga saat ini.
Masayoshi yang bergabung sejak 2005 di Alibaba menepis rumor bahwa keputusannya mundur karena perselisihan dengan Jack Ma. "Kami akan tetap sebagai investor jangka panjang di Alibaba," ujar Son dikutip dari CNN.com.
(Baca: Jack Ma Pensiun, Daniel Zhang Akan Pimpin Alibaba Tahun Depan)
Masayoshi menyebut Jack Ma sebagai 'teman dan kawan'. Ia pun mengatakan pada bulan lalu bahwa keduanya kerap makan malam setiap bulan untuk mengobrol tentang kehidupan dan bisnis sebelum pandemi corona datang.
Masayoshi berinvestasi US$ 20 juta atau sekitar Rp 285 miliar di Alibaba pada 20 tahun lalu, kemudian nilai investasinya membengkak senilai US$ 60 miliar atau sekitar Rp 855 triliun ketika perusahaan go public pada 2014. Hingga awal tahun ini SoftBank masih memiliki saham senilai US$ 100 miliar atau sekitar Rp 1.418 triliun di Alibaba.
Sementara SoftBank menderita kerugian US$ 12,7 miliar atau sekitar Rp 181 triliun tahun ini akibat dampak pandemi corona yang menyebabkan banyak startup suntikannya gagal. Salah satu penyumbang kerugian Softbank yakni startup berbagi ruang kerja (coworking space) WeWork yang mengalami kesulitan keuangan setelah batal melakukan penawaran saham perdana tahun lalu.
(Baca: CEO SoftBank Menyesal Investasi Ratusan Triliun di Startup Wework)
Masayoshi sempat mengatakan bahwa orang-orang mengira perusahaannya sebagai 'Softpunku,' dalam bahasa Jepang yang dipelesetkan menjadi 'SoftBankrupt'.
Meski begitu, Masayoshi mengatakan kerugian yang dialami perusahaannya bakal pulih kembali. Dalam beberapa bulan terakhir, SoftBank telah mengambil langkah dramatis untuk menopang keuangannya, termasuk rencana untuk menjual aset senilai US$ 41 miliar atau sekitar Rp 584 triliun untuk melakukan pembelian saham kembali (buy back) dan mengurangi beban utang perusahaan yang besar.
Sejauh ini, Softbank telah menyelesaikan 80% dari penjualan aset dan akan melepas saham di perusahaan telekomunikasi Jerman, T-Mobile sekitar US$ 20 miliar.
(Baca: Rugi Rp 189,8 Triliun, Anak Usaha SoftBank Akan PHK 500 Lebih Pegawai)