Rugi Rp 189,8 Triliun, Anak Usaha SoftBank Akan PHK 500 Lebih Pegawai
SoftBank Vision Fund berencana melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 15% atau 500 lebih pegawainya secara global. Langkah ini diambil setelah anak usaha investor Grab itu merugi 1,36 triliun yen atau sekitar US$ 12,6 miliar (Rp 189,8 triliun) pada tahun lalu.
Sumber Reuters yang mengetahui persoalan tersebut mengatakan, Kepala Vision Fund Rajeev Misra berencana memberhentikan 80 karyawan dalam beberapa hari terakhir. Perusahaan juga dikabarkan telah menyiapkan dana untuk melakukan PHK.
“Pemangkasan karyawan mungkin diumumkan segera setelah Rabu (10/6),” kata sumber, dikutip dari Reuters, Rabu (10/6). (Baca: Rugi Rp 189,8 Triliun, Anak Usaha SoftBank Gagal Dapat Pendanaan)
Sumber lain yang mengetahui masalah tersebut menyampaikan, Misra mencari cara untuk memangkas biaya hingga 20%. PHK menjadi salah satu caranya.
Namun, pegawai yang bekerja di divisi yang mendukung portofolio perusahaan kemungkinan juga diberhentikan. Sebanyak 18 orang dari kelompok ini diprediksi di-PHK.
Langkah tersebut merupakan upaya Vision Fund untuk mengembalikan fokus bisnis perusahaan, setelah merekrut sekitar 400 karyawan dalam tiga tahun terakhir. PHK ini juga sebagai upaya untuk memulihkan harga saham perusahaan secara cepat.
(Baca: CEO SoftBank Menyesal Investasi Ratusan Triliun di Startup Wework)
Sebagaimana diketahui, kerugian Vision Fund membuat induknya, SoftBank Group merugi US$ 8,9 miliar atau sekitar Rp 132 triliun untuk tahun fiskal 2019. Kerugian yang ditanggung investor Grab dan Tokopedia ini pertama kalinya terjadi dalam 15 tahun terakhir.
Kondisi tersebut membuat Vision Fund 2 pun gagal mendapatkan bantuan pendanaan dari investor. Oleh karena itu, Pendiri sekaligus CEO SoftBank Masayoshi Son menyampaikan akan menggunakan dana perusahaan induk untuk investasi.
"SoftBank pandai mengendalikan kapan harus menginjak pedal gas dan kapan harus mengerem," kata Analis di SBI Securities Shinji Moriyuki. “Banyak perusahaan Jepang yang berhati-hati untuk maju dan sangat enggan untuk mundur. Masuk akal sekarang untuk memangkas (biaya) Vision Fund).”
(Baca: Bos SoftBank Proyeksi 15 Unicorn Bakal Bangkrut Akibat Pandemi Corona)
Investor tidak mau membiayai proyek pendanaan Vision Fund 2 karena khawatir dengan portofolio pendanaan sebelumnya, seperti Uber dan WeWork. Startup berbagi ruang kerja (coworking space) WeWork mengalami kesulitan keuangan setelah batal melakukan penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) tahun lalu.
Sedangkan Uber membukukan kerugian bersih US$ 2,9 miliar pada awal tahun ini. Salah satu penyebabnya, karena permintaan layanan transportasinya anjlok akibat pandemi Covid-19.
Selain itu, perusahaan rintisan yang juga didanai SoftBank yakni OneWeb bangkrut karena pandemi virus corona. Padahal, Masayoshi Son sempat mengatakan bahwa OneWeb merupakan salah satu startup portofolio andalannya.
Kondisi tersebut membuat Vision Fund merugi. Kendati begitu, Son menegaskan bahwa kondisi ini bukan berarti tak ada investasi baru melalui Vision Fund. Investasi akan tetap ada, namun tidak seagresif sebelumnya dan perusahaan bakal lebih hati-hati.
(Baca: Pertama Kali dalam 15 Tahun SoftBank Rugi Rp 132 T, Jack Ma Mundur)