IHSG Diprediksi Koreksi Dipicu Ramalan IMF hingga Kasus Baru Corona
Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (29/6) diprediksi bergerak melemah. Pelemahan indeks dipicu oleh sejumlah sentimen global dan dalam negeri, salah satunya mengenai kekhawatiran penambahan jumlah kasus virus corona dan pemulihan ekonomi.
Pada perdagangan terakhir, Jumat (26/6), IHSG ditutup menguat tipis 0,25% menyentuh level 4.904,08.
Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan, IHSG hari ini bergerak melemah dengan support di level 4.877-4.850. Sementara itu, rentang resistance di level 4.968-4.936.
(Baca: IHSG Naik 0,15% di Tengah Sepinya Transaksi Saham dan Aksi Jual Asing)
IHSG diprediksi cenderung bergerak terbatas. Hal ini seiring kekhawatiran kondisi ekonomi setelah Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan global.
Sebelumnya, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini dari 0,5% menjadi kontraksi 0,3%. Namun, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi RI akan kembali melesat 6,1% pada tahun depan.
IMF juga merevisi ke bawah prediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari -3% menjadi -4,9%. Seperti Spanyol yang diprediksi menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terendah, yakni -12,8%.
Selain itu, jumlah kasus harian Covid-19 global yang semakin tinggi masih cukup mengkhawatirkan pasar. "Sehingga akan menyebabkan perekonomian tidak akan bisa pulih secara cepat," kata Dennies dalam risetnya.
Tercatat, hingga Minggu (28/6) jumlah kasus positif corona di Indonesia telah mencapai 54.010 kasus dengan 2.754 korban meninggal dunia. Sedangkan secara global, virus corona telah menginfeksi 10,2 juta orang dengan total angka kematian sebesar 504 ribu orang.
Dengan sentimen tersebut, beberapa saham yang dia rekomendasikan pada perdagangan hari ini di antaranya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Surya Citra media Tbk (SCMA), dan PT PP Tbk (PTPP).
Indosurya Sekuritas William Surya Wijaya juga memperkirakan laju IHSG masih akan berada dalam rentang konsolidasi wajar. Berdasarkan analisisnya secara teknikal, pergerakan IHSG ada di antara level 4.789-4.971.
"Sentimen negatif dari pergerakan market global yang sedang berada dalam tekanan juga masih membayangi pergerakan IHSG hingga saat ini," kata William.
(Baca: IHSG Diramal Turun Karena Pelambatan Ekonomi, Berikut Saham Pilihannya)
Namun demikian, dengan fundamental perekonomian Indonesia masih berada dalam kondisi stabil, momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan oleh investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target jangka pendek.
Dengan beberapa sentimen tersebut, dia pun merekomendasikan sejumlah pilihan saham pada perdagangan hari ini di antaranya PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA).
Sementara itu, Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan pergerakan IHSG di awal pekan ini, secara teknikal masih cenderung positif selama kuat di atas garis tren penguatan. "Kami perkirakan IHSG akan bergerak terkonsolidasi pada awal pekan depan dengan support dan resistance 4.835-5.010," katanya.
(Baca: Bursa Global Anjlok, IHSG Sesi Satu Ikut Turun 1% Jadi 4.914)
Menurutnya, investor akan terus mengandalkan dukungan moneter dan fiskal lebih lanjut untuk membantu pemulihan ekonomi yang terpukul. Pekan ini, investor juga akan memantau data indikator ekonomi awal bulan, seperti indeks kinerja manufaktur PMI dan inflasi.
Oleh karena itu, beberapa saham yang dia rekomendasikan untuk dicermati investor secara teknikal di antaranya PT Aneka Tambang (ANTM), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).