Beroperasi Lagi, Industri Alas Kaki Butuh Bantuan Modal Kerja Rp 25 T
Asosiasi Persepatuan Indonesia meminta bantuan modal kerja kepada pemerintah sebesar Rp 24,7 triliun untuk membiayai operasional selama tiga bulan ke depan. Industri alas kali ini merupakan salah satu yang paling terpukul akibat pandemi corona.
Direktur Eksekutif Aprisindo Firman Bakri mengatakan, pihaknya telah menyampaikan kebutuhan modal kerja tersebut kepada Asosiasi Pengusaha Indonesia untuk disampaikan kembali kepada pemerintah. Dengan bantuan tersebut, industri padat karya ini diharapkan dapat kembali beroperasi dan menyerap tenaga kerja.
"Pada prinsipnya sepanjang tiga bulan kemarin, kami masih harus membayar gaji karyawan tanpa ada pemasukan. Sekarang untuk mulai kembali bekerja, kami membutuhkan bantuan modal kerja," kata Firman kepada Katadata.co.id, Jumat (3/7).
Pemasukan yang minim dan biaya operasional yang terus berjalan membuat daya tahan perusahaan kian tipis. Meski berhenti berproduksi, industri tetap harus membayar sejumlah biaya, seperti iuran BPJS Kesehatan dan Ketenegakerjaan karyawan, tagihan listik, air, hingga telepon.
(Baca: Erick Thohir Proyeksi Dividen BUMN 2021 Turun Menjadi Rp 15 Triliun)
Firman pun optimistis bantuan tersebut dapat mampu menggerakkan kembali industri padat karya jika segera direalisasikan. Industri alas kaki saat ini juga tengah bersiap-siap untuk kembali produksi lantaran adanya kebijakan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar. Permintaan mulai tumbuh meski tipis.
"Sekarang sudah muncul permintaan untuk ekspor maupun domestik dengan adanya pelonggaran PSBB dan pasar sudah mulai tergerak. Ketika sudah ada pergerakan barang di retail, maka tentunya akan mendorong industri untuk menyuplai retail," kata dia.