Makin Kaya, Harta Bos Amazon Sentuh Rekor Baru Rp 2.508 Triliun
CEO Amazon Jeff Bezos semakin kaya di tengah pandemi corona. Kekayaannya menyentuh rekor baru, menjadi US$ 172 miliar atau sekitar Rp 2.508 triliun berdasarkan Bloomberg Billionaire Index.
Harta Bezos terakhir kali menyentuh rekor US$ 167,7 miliar pada September 2018, sebelum bercerai dengan MacKenzie. Kekayaan mantan istrinya ini pun mencapai rekor baru.
Hal itu karena MacKenzie mendapatkan 25% saham Amazon yang dimiliki Bezos saat bercerai. Besarannya sekitar 4% dari total keseluruhan saham perusahaan.
Berdasarkan perhitungan Bloomberg, kekayaan MacKenzie meroket 54% sejak awal tahun ini. Ia pun menempati urutan ke-12 orang terkaya di dunia versi Bloomberg.
(Baca: Bos Amazon Diramal Jadi Triliuner Pertama dengan Kekayaan Rp 14.900 T)
Harta Bezos dan MacKenzie yang sama-sama menyentuh rekor itu tidak terlepas dari kinerja ciamik Amazon selama pandemi Covid-19. Hal ini karena masyarakat memilih berbelanja melalui e-commerce guna menghindari penularan virus corona.
“Saham Amazon melonjak 4,4% ke rekor US$ 2.878,70 pada Rabu lalu,” demikian dikutip dari Bloomberg, Jumat (3/7).
Bezos juga sempat diprediksi menyandang status triliuner pertama di dunia pada 2026. Artinya, kekayaannya diperkirakan tembus US$ 1 triliun atau sekitar Rp 14.585 triliun.
Proyeksi tersebut berdasarkan riset oleh perusahaan pembanding bisnis Comparisun. Prediksi ini mengacu pada rata-rata pertumbuhan kekayaan Jeff Bezos selama lima tahun terakhir.
“Kekayaan bersih Jeff Bezos tumbuh rerata 34% selama lima tahun terakhir,” demikian kata Comparisun, dikutip dari USAToday, pada Mei lalu (14/5).
(Baca: Amazon Siapkan Bonus Rp 7,1 T untuk Pegawai yang Bekerja Saat Pandemi)
Permintaan produk di Amazon yang tinggi selama pandemi Covid-19 memang berdampak pada peningkatan penjualan. Dalam laporan perusahaan, transaksi tembus US$ 75,5 miliar pada kuartal pertama.
Penjualan tersebut naik 26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy). Akan tetapi, perusahaan harus berinvestasi untuk meningkatkan layanan pengiriman.
Alhasil, laba perusahaan turun 29% menjadi US$ 2,5 miliar. Bezos bahkan mengisyaratkan bahwa laba perusahaan akan terus turun dalam waktu dekat.
(Baca: Diboikot Unilever hingga Coca-cola, Harta Bos Facebook Anjlok Rp 102 T)