Strategi Irfan Setiaputra Genjot Bisnis Garuda
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra menyiapkan sejumlah strategi bisnis untuk menyehatkan perusahaan. Strategi yang disiapkan tidak hanya fokus pada meningkatkan penjualan tiket penumpang.
Irfan menyatakan meski pendapatan utama Garuda berasal dari penjualan tiket, namun tidak dapat dijadikan patokan untuk meraup keuntungan. Sebab, kapasitas penumpang jumlahnya terbatas.
Irfan menyebutkan salah satu strateginya mengoptimalkan bisnis kargo."Di balik tempat duduk ada bagasi. Kami akan lihat apakah bisnis kargo sudah optimum atau masih belum," kata Irfan saat dihubungi oleh wartawan, Rabu (22/1).
(Baca: Erick Thohir Minta Irfan Setiaputra Bereskan Masalah Garuda Indonesia)
Garuda Indonesia mencatatkan pertumbuhan penumpang dari tahun ke tahun. Sepanjang tahun lalu, pertumbuhan penumpang Garuda Indonesia mencapai 6% menjadi 38,44 juta penumpang, seperti terekam dalam Databoks di bawah ini.
Garuda Indonesia bakal menciptakan peluang baru untuk bekerja sama dengan pihak lain. Misalnya, kerja sama iklan dan promosi di badan pesawat, atau kerja sama pariwisata.
Strategi menciptakan peluang usaha, tercermin pada struktur baru perusahaan dengan adanya direktur yang mengurus layanan dan pengembangan usaha, yang dipimpin Ade R. Susardi. Struktur baru diharapkan dapat menghasilkan ide-ide kreatif.
"Kami terus memikirkan cara-cara baru untuk mendapatkan penghasilan lain. Kami dengan Kementerian BUMN sepakat sepakat merekrut satu direktur baru," kata Irfan.
(Baca: Pimpin Garuda Sebagai Komut, Triawan Munaf akan Perbaiki Tata Kelola)
Sementara itu Komisaris Utama Garuda Indonesia Triawan Munaf menganggap hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan yaitu good governance (tata keola perusahaan yang baik) yang terkait dengan pembenahan akhlak, moral, dan citra. Hal itu dianggap paling penting karena Garuda merupakan perusahaan negara dan terbuka sehingga banyak disorot oleh masyarakat.
"Tentu citra perusahaan akan bisa kembali. Dengan memperbaiki citra tapi kami juga perbaiki kinerja," kata Triawan.
Berbagai upaya tersebut untuk memperbaiki kinerja keuangan Garuda. hingga kuartal III 2019, Garuda Indonesia berhasil mengantongi laba bersih senilai US$ 122,42 juta atau setara Rp 1,72 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy), maskapai milik pemerintah ini rugi hingga US$ 114,08 juta. Periode sebelumnya Garuda pun mengalami tekanan keuangan, berikut tergambar dalam Databoks: