Charoen Pokphand Anggarkan Rp 2,6 Triliun untuk Ekspansi Produksi

Image title
Oleh Ekarina
23 Mei 2018, 19:05
Charoen Pokphand
Arief Kamaludin | Katadata
Logo Charoen Pokphand di Jakarta (28/5/2015)

Sementara dari sisi produksi, kebijakan pemerintah yang sejak tahun lalu mulai melakukan swasembada jagung, juga dinilai postif untuk mengurangi ketergantungan perusahaan terhadap bahan baku impor. Akibatnya, produksi pakan saat ini menjadi lebih efisien karena bahan baku jagung bisa didapat dari dalam negeri, hanya kedelai saja yang saat ini masih diperoleh dari impor.

Dengan potensi pertumbuhan pasar, kegiatan ekspansi yang didukung oleh efisiensi internal, perseroan optimistis tahun ini bisa mencapai target pertumbuhan pendapatan sebesar 12% dari tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 46,4 triliun. Sedangkan untuk laba bersih, tahun ini perseroan mematok pertumbuhan sebesar 20% dibanding realisasi laba tahun lalu sebesar Rp 2,5 triliun.

(Baca : Indonesia Ekspor Perdana 6 Ton Nugget Ayam ke Jepang)

Selain Charoen, emiten pakan ternak lain yang berencana ekspansi dengan menaikan belanja modalnya tahun ini adalah PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA). Perusahaan berencana menyiapkan belanja modal (capital expanditure / capex) sebesar Rp 2,5 triliun sepanjang 2018 yang sebagian besar akan digunakan untuk moderinasi kandang ayam.

Wakil Presiden Direktur Japfa Bambang Budi Hendarto menyatakan kebutuhan renovasi kandang ternak saat ini sudah mendesak. “Mulai 1982 kita dirikan, perlu modernisasi kandang-kandang ayam supaya lebih efisien dan hasil produktivitas per kandang lebih baik,” kata Bambang di Hotel Harris Jakarta, Kamis (5/4).

Karenanya untuk modernisasi kandang ternak tersebut, Japfa akan menganggarkan mencapai Rp 1 triliun dari total belanja modal. Adapun sisa belanja modal nantinya akan digunakan untuk pengembangan dryer dan silo sebesar Rp 700 miliar, investasi sistem close house Rp 400 miliar, rumah potong dan alat prosesnya Rp 150 miliar, perluasan produk vaksin Rp 100 miliar serta ekspansi budidaya udang sebesar Rp 200 miliar.

Selain itu, perseroan juga berencana melakukan perluasan pabrik pakan di Medan dengan investasi senilai Rp 500 miliar. Dengan pengembangan itu, perusahaan dengan pangsa pasar terbesar kedua untuk produk pakan ternak dan usaha peternakan anak ayam usia sehari (day old chick/DOC) itu berharap kinerja perusahaan bisa membaik dari tahun sebelumnya.

Pasalnya, pada 2017 Japfa mencatat penurunan laba bersih signifikan hingga 51,6% menjadi Rp 997,3 miliar dari periode sebelumnya sebesar Rp 2,06 triliun. Selain karena tekanan beban, Bambang beralasan laba bersih pada 2016 memang naik signifikan lantaran perusahaan melakukan penjualan aset berupa usaha penggemukan sapi di Australia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...