Belanja Iklan 2016 Melonjak 14 Persen Berkat Perindo dan Rokok
Di urutan kelima, ada kategori kopi dan teh yang tumbuh sebesar 24 persen menjadi Rp 4,7 triliun. Menurut data Nielsen, kategori kopi dan teh merupakan salah satu kategori produk teratas yang mengalami pertumbuhan belanja iklan terbesar dalam 10 tahun terakhir. Kategori ini mengalami pertumbuhan belanja iklan hingga 12 kali lipat dari 2007.
Hellen menambahkan, kategori website, online service, dan e-commerce juga mulai masuk peringkat 10 teratas. “Karena Traveloka, Tokopedia, Bukalapak, dan sebagainya, belanja iklannya masih lebih tinggi di media konvensional," ujar dia.
Sementara itu, merek dengan nilai belanja iklan tertinggi sepanjang tahun lalu dipegang oleh rokok kretek Dunhill,. Nilai belanja iklannha mencapai Rp 956 miliar atau tumbuh 573 persen dibandingkan tahun 2015. Kemudian, disusul oleh Indomie yang sebetulnya turun 19 persen menjadi Rp 787 miliar. Peringkat ketiga ditempati Traveloka dengan belanja iklan Rp 688 miliar.
Yang menarik, peringkat keempat ditempati oleh Perindo. Partai politik besutan pengusaha Hary Tanoesoedibjo ini mencatatkan belanja iklan sebesar Rp 643,7 miliar sepanjang tahun lalu. Nilainya melonjak 44 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pengiklan | Belanja Iklan | Pertumbuhan |
Dunhill | Rp 955,7 miliar | 573 % |
Indomie | Rp 786,6 miliar | -19 % |
Traveloka | Rp 687,7 miliar | -1 % |
Partai Perindo | Rp 643,7 miliar | 44 % |
Pemda Riau | Rp 581,7 miliar | 2 % |
Kementerian Kesehatan | Rp 569,2 miliar | 99 % |
Clear Anti Ketombe | Rp 567,9 miliar | 39 % |
SGM Eksplor 1 Plus | Rp 556,8 miliar | 13 % |
Mie Sedaap | Rp 551,5 miliar | -25 % |
Pepsodent | Rp 532,4 miliar | 15 % |