Mengenai Tari Randai, Kesenian Khas Minangkabau

Tifani
Oleh Tifani
30 Agustus 2022, 12:21
kesenian, tari randai
ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/hp.
Ilustrasi, anggota sanggar seni Mustika Minang dari Pariaman, bersilat saat penampilan Randai dengan judul naskah "Siti Baheram" pada Festival Randai di Taman Budaya Sumatera Barat, di Padang.

Pertunjukan kesenian tari randai dipimpin oleh seorang panggoreh. Selain ikut ambil bagian dalam cerita yang dibawakan, penggoreh juga memiliki tugas untuk memberikan teriakan khas sebagai aba-aba. Teriakan yang dikeluarkan penggoreh menentukan cepat atau lambatnya tempo gerakan. Tujuannya agar tarian yang dibawakan serempak dan indah di mata penonton.

Seluk Beluk Kesenian Tari Randai

Dalam satu kali pementasan, kesenian tari randai dapat menghabiskan waktu selama satu hingga lima jam lamanya. Tari randai digelar di alam terbuka atau tanah lapang. Tari randai juga tidak menggunakan panggung, sehingga tidak ada batas anatara para penari randai dan penonton.

Hal ini mempresentasikan masyarakat Minang yang tidak membeda-bedakan masyarakat berdasarkan golongannya. Kesenian tari randai menggunakan kostum atau busana yang berbeda-beda. Kontum yang digunakan para anak randai adalah pakaian gentian cino, celana galembong, dan busana anak daro.

Baju guntiang cino merupakan kostum yang serupa dengan baju koko seperti pada umumnya. Namun bedanya baju guntiang cino tidak memiliki saku dan kerah, serta berlengan panjang serta longgar. Celana galembong disebut juga galambuak, bentuknya longgar dan besar, sehingga mempermudah gerakan-gerakan yang dinamis.

Sedangkan baju anak daro merupakan merupakan busana khas Minangkabau yang dikenakan perempuan. Busana ini juga sering dipakai sebagai busana pengantin, dan terdapat di beberapa tarian adat seperti Tari Pasambahan. Motifnya banyak dihiasi aksesoris, berpotongan besar dan tidak ‘nempel’ ke tubuh serta menjuntai panjang mencapai lutut.

Selain aneka kontum, tari randai juga menggunakan berbagai macam perlengkapan, antara lain cawet songket, deta, dandang, kain kodek, dan suntiang. Cawek merupakan kain yang diikatkan atau dililitkan diluar celana untuk para anak randai laki-laki. Deta adalah penutup kepala yang dilipat sedemikian rupa, sehingga membentuk segitiga.

Kemudian, sandang adalah kain panjang atau selendang yang diikatkan dipinggang anak randai, yang biasanya berwarna merah. Kain kodek merupakan kain songket khas Mingkabau yang digunakan sebagai sarung. Lalu suntiang yang digunakan anak perempuan bak memakai mahkota berwarna emas atau perak.

Untuk menghidupkan sebuah pementasan kesenian tari randai, tentu tidak lepas dari peran pemusik dengan instrumen yang dimainkan. Dalam kesenian tari randai, alat musik yang digunakan adalah Talempong, saluang, rabab, bansi hingga canai. Semuanya merupakan alat musik khas Sumatera Barat.

Instrumen musik juga berfungsi sebagai pemberi ritme dan tuntunan gerak, menambahkan efek dramatis dan backsound. Selain itu, ada pula suara atau bunyi yang datang dari para penari itu sendiri, seperti tepukan celana galembong, petik jari, hentak kaki, siulan, dan juga suara vocal dari goreh.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...