Siti Nurbaya, Kisah 'Romeo & Juliet' Asal Tanah Minang

Tifani
Oleh Tifani
7 September 2022, 12:09
kisah Siti Nurbaya
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi, seorang wanita menggunakan pakaian adat Minangkabau dan aksesoris perhiasan buatan sentra kerajinan Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Melihat Siti Nurbaya yang kabur, Datuk Maringgih seketika membenci istri mudanya tersebut, dan ingin memusnahkan Siti Nurbaya.

Datuk Maringgih kemudian menyuruh anak buahnya untuk menawarkan lemang yang telah diberi racun kepada Siti Nurbaya, hingga ia meninggal karena diracun.

Mendengar kabar sang kekasih hati meninggal, Syamsul Bahri berniat untuk balas dendam. Selang 10 tahun kemudian, Syamsul Bahri menyamar menjadi tentara Belanda. Saat ekspedisi, Datuk Maringgih memimpin perlawanan terhadap pemerintah Hindia Belanda sebagai protes atas kenaikan pajak.

Letnan Mas, nama samaran Syamsul Bahri ikut dalam perang tersebut sebagai bawahan pemerintah Belanda. Ia akhirnya menemukan Datuk Maringgih dan keduanya akhirnya bertarung.

Datuk Maringgih akhirnya tewas dalam pertemuran jarak dekat tersebut, sedangkan Syamsul Bahri terluka parah.

Di akhir cerita, Syamsul Bahri menemui ayahnya untuk meminta maaf. Ia akhirnya meninggal menyusul Datuak Maringgih serta Siti Nurbaya.

Cerita Rakyat Siti Nurbaya Kisah ini memang meninggalkan pesan moral serta kesedihan yang abadi.

Roman yang Menjadi Ikon Masyarakat Minang

Kisah kasih yang terhalang jarak, balas dendam dan budaya membuat kisah ini menjadin kisah fenomenal hingga zaman yang sudah modern saat ini.

Namun di balik kisah sedih ini, ada banyak nilai-nilai berharga yang bisa diambil. Kepopuleran kisah Siti Nurbaya sendiri bahkan menjadi ikon masyarakat Minang.

Bahkan, karena popularnya cerita tersebut, di Gunung Padang dibuatkan kuburan Siti Nurbaya. Pengunjung harus menempuh perjalanan menaiki anak tangga sepanjang sekitar satu km untuk sampai ke makam tersebut.

Makam Siti Nurbaya terletak di balik bebatuan besar dengan diameter sekitar tiga meter yang membentuk celah kecil sebagai pintu masuk.

Makam Sitti Nurbaya berada di bawah lindungan batu sangat besar yang berfungsi sebagai dinding dan atap makam.

Makamnya berupa batu nisan berwarna putih dan ditutupi kain berwarna putih dan biru. Namun, pengunjung dilarang mengabadikan atau berfoto-foto di tempat ini.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...