Menilik Makna Tradisi Palang Pintu dari Tanah Betawi

Tifani
Oleh Tifani
19 September 2022, 10:48
tradisi palang pintu
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/nym.
Dua warga beradu saat menampilkan pertunjukan kesenian bela diri asli Betawi Palang Pintu dalam Lebaran Tenabang 2022 di depan Kantor Kecamatan Tanah Abang, Jakarta, Sabtu (4/6/2022). Kegiatan yang menampilkan berbagai kesenian Betawi, makanan tradisional, perlombaan, dan bazar UMKM itu mengangkat tema KolaborAksi.

Makna Tradisi Palang Pintu

Bagi masyarakat Betawi, tradisi ini melambangkan besarnya perlindungan orang tua terhadap putrinya sebelum dipinang. Sedangkan bagi pihak laki-laki, Palang Pintu dapat menunjukkan kesungguhannya yang akan membangun rumah tangga bersama perempuan pilihannya.

Tradisi Palang Pintu pada masyarakat Betawi muncul dari kebiasaan atau kondisi saat ada laki-laki yang hendak meminang perempuan. Tradisi ini digambarkan dengan aksi melumpuhkan jagoan di kampung calon istrinya atau saudara-saudaranya.

Tradisi Palang Pintu memiliki arti sebagai simbol ujian yang harus dilalui mempelai laki-laki untuk membuka pintu restu dari keluarga perempuan. Tradisi ini juga bertujuan untuk menguji kesungguhan pengantin pria yang akan membangun rumah tangga dengan mempelai perempuan.

Selain membuka pintu pernikahan, tujuan dari Tradisi Palang Pintu adalah untuk menunjukkan ketaatan atas norma adat yang berlaku di masyarakat Betawi.

Pada dasarnya, meski berlaku sebagai tradisi, dan palang pintu selalu dipersiapkan agar bisa terbuka, prosesi tersebut secara simbolis dipandang sebagai pernyataan kesiapan pengantin laki-laki. Ketika sudah melewati palang pintu, berarti pengantin laki-laki sudah siap memanggul tanggung-jawabnya secara menyeluruh.

Prosesi buka palang pintu di Betawi biasanya juga dilengkapi dengan berbagai barang bawaan dari pihak pengantin laki-laki, seperti kue-kue, perlengkapan pakaian, dan kembang kelapa. Ada juga ondel-ondel hingga kembang kelapa yang mengiringi rombongan pengantin tersebut.

Semua itu adalah medium yang digunakan oleh masyarakat Betawi untuk memaknai kehidupan. Misalnya roti buaya melambangkan kesetiaan, ondel-ondel sebagai penolak bala, lalu kembang kelapa yang melambangkan keharusan setiap orang hidup serba berguna, layaknya pohon kelapa yang akar hingga buahnya dapat bermanfaat bagi manusia.

Halaman:
Editor: Intan
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...